Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Langkah Menghindari Kebocoran Data Pribadi Pengguna Aplikasi

Kompas.com - 12/05/2021, 07:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi perlahan mengubah gaya hidup masyarakat termasuk dalam hal bertransaksi atau belanja. Namun, kemudahan ini bukan tanpa risiko. Berkaca pada sejumlah peristiwa, kebocoran data pengguna sangat mungkin terjadi.

Pengamat IT sekaligus Chief Digital Forensic Indonesia Ruby Alamsyah menjelaskan, kebocoran data bisa terjadi karena dua kemungkinan, dari pihak aplikasi dan pengguna. Oleh karena itu, inisiatif mengamankan akun semestinya datang dari dua pihak. Selain pihak aplikasi, pengguna berkewajiban mengamankan data dan akunnya.

"Ini seperti Anda punya rumah mewah. Anda mengamankannya dengan kamera pengawas canggih dan gembok berlapis. Namun lupa mengamankan pintu belakang, ya sama saja rumah Anda tetap bisa dibobol, kan?," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (12/5/2021).

Baca juga: Jadwal Operasi JNE, J&T, Sicepat, dan PT Pos Selama Libur Lebaran 2021

Ia lantas berbagi lima langkah sederhana untuk mengamankan akun dan data ketika memanfaatkan aplikasi. Pertama, pelajari aplikasi yang akan diunduh menerapkan autentikasi jenis apa. Hanya pakai nama pengguna dan kata sandi atau dibekali sistem pengamanan tambahan yang membuat akun, sandi, hingga nomor ponsel tersimpan dengan aman.

Kedua, gunakan kata sandi yang tidak mudah dilacak dan ubah secara berkala tapi jangan terlalu sering untuk menghindari lupa. Ketiga, jangan gunakan kata sandi yang sama untuk beragam akun aplikasi dan surel. Karena jika satu dibobol, maka akun yang lain bisa disusupi.

"Keempat, perbarui sistem operasi aplikasi gadget dan PC Anda secara berkala termasuk antivirus untuk meningkatkan sistem keamanan," kata Ruby.

Kelima, jangan mengunduh aplikasi tidak resmi dan tak jelas manfaatnya. Apalagi mengunduh dari toko aplikasi yang tidak resmi. Sejauh ini, unduhan resmi bisa diakses di Play Store dan IOS.

Baca juga: Membaca Langkah Telkomsel Usai Suntik Gojek Rp 4,2 Triliun

Sebagaimana diketahui, kebocoran data pengguna aplikasi beberapa kali menghebohkan masyarakat Tanah Air. Terbaru terjadi pada April 2021, ketika sebuah akun Twitter membuat utas di lini masa dan mengunggah bukti transaksi sewa hotel di Traveloka. Ini terkait dengan penangkapan eks petinggi FPI Munarman, oleh aparat beberapa hari sebelumnya.

Unggahan foto bukti transaksi ini ditanggapi beragam oleh warganet. Tak sedikit yang bertanya, kok bisa data transaksi yang seharusnya terlindungi bocor dan bebas bertebaran di medsos. Keamanan bertransaksi tiket pesawat, sewa hotel, dan sejenisnya lewat aplikasi termasuk Traveloka pun dipertanyakan.

Merespons tanda tanya warganet, Ruby menjelaskan bahwa sejumlah voucher hotel yang ditampilkan dalam satu foto adalah hasil editan. Di situ tercantum nama aplikasi dan identitas pemesan yang kemudian direlasikan dengan sosok tertentu. Ia yakin kebocoran data pengguna bukan dari Traveloka.

"Tinggal kita lihat karakteristik dari dua sumber legal tersebut, dari mana bocornya. Kalau sumber kebocoran dari platform aplikasi, masa cuma satu-dua kasus yang muncul? Berkaca pada sejumlah kasus, kebocoran data pribadi konsumen yang terjadi akibat kelalaian pihak aplikasi biasanya bersifat massal atau sangat banyak," kata dia.

Baca juga: Setoran Pajak Pelanggan Netflix hingga Zoom Tembus Rp 1,89 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com