Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Bagaimana Caranya Mendampingi Anak Tantrum?

Kompas.com - 30/05/2021, 11:11 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA----Tantrum atau emosi yang ditandai dengan menangis kencang hingga melempar barang kerap kali terjadi pada anak balita.

Tantrum merupakan hal yang normal dan biasanya terjadi karena anak memiliki keterbatasan untuk mengekspresikan perasaannya.

Saat tantrum terjadi pada anak, orangtua sering dilanda rasa bingung dan keadaan panik.

Namun, yang perlu diingat ialah saat anak tantrum ushakan orangtua tetap tenang dan hindari untuk memarahi anak.

Tantrum pada anak tidak boleh dibiarkan dan orangtua perlu memahami pola tantrum yang dialami oleh anak.

Berikut 3 konten di Kompasiana terkait cara mengatasi anak tantrum.

1. Perlukah Heran Melihat Balita yang Tantrum?

Mengatasi anak tantrum bukanlah perkaha mudah. Apalagi jika itu terjadi di tempat umum, rasa malu dan perasaan simpati yang datang dari orang lain yang melihat kerap kali membuat orangtua risau.

Tak jarang, saat tantrum semakin menjadi, orangtua justu menanganinya dengan cara yang kurang tepat, seperti halnya menuruti keinginan anak.

Dono Baswardono, seorang pakar parenting menyebutkan bahwa memberikan keinginan anak yang sedang tantrum justru akan membuat anak mengulangi cara tersebut di kemudian hari.

Jika terus dibiarkan, hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk. (Baca Selengkapnya)

2. Aku dan Emosiku: Seni Mendampingi Anak Tantrum

Menghadapi anak yang sering menangis akibat keinginannya tidak dipenuhi memang membutuhkan kesabaran yang lebih dari biasanya.

Akan tetapi, banyak orangtua yang merasa kerepotan menangani anak mereka dikarenakan orangtua belum benar-benar mengenali dan memahami karakteristik perkembangan masa anak-anak awal.

Maka, amatlah wajar apabila kita menemukan anak tantrum karena keinginannya tidak terpenuhi.

Sebab sebenarnnya anak menjadi tantrum karena belum dapat memahami emosinya secara matang.

Sebuah peneliatian mengunggkapkan bawha orangtua memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk kepribadian dan perkembangan emosi anak.

Oleh karenanya, orangtua perlu mengenali kebutuhan anak terlebih saat anak menunjukkan emosi negatif. Memenuhi kebutuhan anak bukan berarti orangtua selalu memberikan apa yang anak kehendaki.

Kadangkala, kebutuhan anak sesederhana ingin mendapatkan perhatian dan menghabiskan waktu yang berkualitas dengan orangtuanya. (Baca selengkapnya)

3. Anak Menangis Keras? Jangan Penuhi Permintaannya!

Ketika anak menangis karena permintaan tidak dituruti, orangtua akhirnya memilih untuk menuruti permintaan anak. Padahal ini merupakan pola asuh yang kurang baik.

Saat anak menangis hingga ia kesulitan mengontrol emosinya, bisa jadi anak membutuhkan perhatian dari orangtua.

Seperti apa yang dikatakan oleh Jacob Azerrad, Ph.D dan Paul Chance, Ph.D dalam artikel “Why Our Kids Are Out of Control” yang dimuat di web Psychology Today bahwa penting bagi orangtua untuk memberikan perhatian yang benar dan bijak pada anak.

Intinya, ketika anak menangis, ada baiknya orangtua jangan langsung memenuhi keinginannya.

Alih-alih memberikan apa yang diinginkan anak, sebaiknya orangtua membantu anaknya menenangkan diri. (Baca selengkapnya) (FIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com