Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlilit Utang Rp 70 Triliun, Apa Saja Strategi Garuda Indonesia untuk Bertahan?

Kompas.com - 31/05/2021, 11:22 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk atau GIAA mengalami kesulitan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19 yang membuat anjloknya jumlah penumpang. Di sisi lain, utang perseroan terus menumpuk hingga mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.

Oleh sebab itu, maskapai pelat merah ini menawarkan pensiun dini kepada karyawan sebagai salah satu upaya bertahan. Penawaran pensiun dini yang berlangsung hingga 19 Juni 2021 tersebut, diikuti pula dengan rencana perseroan yang bakal memangkas jumlah pesawat yang beroperasi.

Bursa Efek Indonesia (BEI) pun meminta penjelasan Garuda Indonesia terkait kondisi perusahaan. Manajemen Garuda Indonesia menyatakan, saat ini perseroan terus melakukan optimalisasi pengelolaan sejumlah lini bisnis potensial untuk mendukung peningkatan pendapatan usaha.

Baca juga: Karyawan Garuda Mau Temui Jokowi Minta Perusahaan Diselamatkan

Selain pensiun dini, sejumlah inisiatif turut dilakukan Garuda Indonesia, diantaranya memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan.

"Lalu meluncurkan program promosional berupa Garuda Eco Lite, Garuda OnlineTravel Fair dan ThankGod Its Friday serta berbagai program promosional lainnya," kata manajemen Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (31/5/2021).

Kemudian, dengan melakukan pembukaan penerbangan langsung khusus kargo guna mendukung daya saing komoditas ekspor nasional dan pengembangan UMKM. Serta pengoperasian pesawat passenger freighter, optimalisasi layanan carter kargo, dan pengembangan layanan pengiriman barang Kirim Aja berbasis aplikasi digital.

"Sejalan dengan optimalisasi bisnis Cargo, perseroan berencana untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis Cargo hingga 40 persen dari sebelumnya 10 hingga 15 persen," lanjut keterangan manajemen.

Baca juga: Kemenaker Minta Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air Hindari PHK Karyawan

Terkait sisi biaya dan utang, perseroan saat ini telah dan terus melakukan upaya-upaya dalam rangka memastikan risiko solvabilitas dapat dimitigasi dengan sebaik-baiknya. Garuda Indonesia saat ini tengah dan terus melakukan upaya renegosiasi dengan lessor pesawat.

Selain itu, perseroan melakukan restrukturisasi utang usaha termasuk terhadap BUMN dan mitra usaha lainnya. Serta melakukan negosiasi langkah restrukturisasi pinjaman perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Program pensiun dini yang ditawarkan secara sukarela kepada karyawan juga termasuk strategi perusahaan. Manajemen pun memastikan perseroan terus melakukan komunikasi intensif dengan stakeholder terkait agar upaya percepatan pemulihan kinerja berjalan maksimal.

"Seluruh upaya yang dilakukan oleh perseroan pada prinsipnya dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kinerja dan likuiditas perseroan yang terdampak signifikan imbas situasi pandemi Covid-19," kata manajemen Garuda Indonesia.

Baca juga: Bos Garuda Ungkap Alasan Tawarkan Karyawan Pensiun Dini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com