Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Proyeksi Laba BUMN pada 2020 Anjlok Jadi Rp 28 Triliun

Kompas.com - 03/06/2021, 15:18 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperkirakan laba bersih seluruh BUMN hanya mencapai Rp 28 triliun di sepanjang 2020.

Nilai itu turun dari 2019 yang bisa mengantongi laba sebesar Rp 124 triliun.

Itu berarti laba BUMN pada tahun lalu anjlok sekitar 77,41 persen. Hal ini terjadi tak lepas dari dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional.

Baca juga: Demi Konten, Dalih Erick Thohir Tunjuk Abdee Slank Jadi Komisaris BUMN

"Bahwa jelas memang pandemi ini sangat terdampak juga dengan BUMN, tadinya kami punya net profit (laba bersih), ini tentu ada net profit tidak langsung dibagi tetapi dipakai lagi buat BUMN lainnya, itu sebelumnya Rp 124 triliun di 2019, tahun ini konsolidasiannya hanya Rp 28 triliun,” ujar Erick dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (3/6/2021).

Sejalan dengan penurunan laba, pendapatan dari seluruh BUMN di tahun lalu juga turun 25 persen menjadi sebesar Rp 1.200 triliun dari capaian 2019 yang sebesar Rp 1.600 triliun.

Ia menjelaskan, Kementerian BUMN telah membuat laporan keuangan pelat merah secara konsolidasi melalui integrasi sistem di BUMN.

Namun saat ini belum diaudit, sehingga rencananya laporan keuangan itu akan disampaikan kepada DPR pada September mendatang.

“Tahun ini kita akan pertama kali mempunyai buku Kementerian BUMN secara konsolidasi. Nanti dipresentasikan ke anggota dewan untuk konsultasi buku yang sudah dirapikan,” jelas dia.

Baca juga: Kementerian BUMN Kaji 4 Opsi Penyelamatan Garuda Indonesia

Erick menilai, konsolidasi menjadi hal penting untuk memperbaiki kinerja perusahaan pelat merah.

Oleh sebab itu, Kementerian BUMN berencana untuk mengembangkan program aplikasi Project Management Office (PMO) dan portofolio management.

Program dengan nilai anggaran sebesar Rp 8,2 miliar itu bertujuan untuk mengintegrasikan semua database yang ada di BUMN, termasuk data kinerja keuangan.

Lewat database yang ada bisa diketahui keperluan belanja modal yang utama dan hal-hal yang bisa dipangkas.

"Jadi program ini dibangun supaya semua database yang ada di BUMN itu bisa menjadi satu dan kita bisa melihat daripada pembukuan ataupun keperluan capex (belanja modal) lain yang tidak diperlukan untuk di cut, seperti apa yang kita lakukan di PLN ataupun di Telkom,” kata Erick.

Baca juga: Berikut Daftar 19 Relawan Jokowi yang Jadi Komisaris BUMN

Menurut dia, langkah efisiensi belanja modal telah berhasil membuat PT PLN (Persero) mengantongi laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun di 2020.

Capaian itu naik 38,6 persen dari laba bersih 2019 yang sebesar Rp 4,3 triliun.

Sementara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 20,80 triliun di sepanjang 2020 atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,66 triliun.

"Kalau melihat Telkom, salah satu profitabilitas yang naik itu, bagaimana capex kami tetap tekan," kata Erick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com