Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN WORKLIFE KOMPASIANA] Shadow Partner dalam Dunia Kerja | Rasa Bersalah jika Izin Sakit | Terjebak Konflik para Atasan

Kompas.com - 09/06/2021, 11:10 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Sebelum memutuskan untuk merencanakan cuti panjang seperti cuti hamil ada baiknya dipersiapkan secara matang.

Selain tujuan cuti itu sendiri, persiapan lainnya adalah mencari pengganti sementara. Istilah ini bernama shadow partner.

Shadow partner dalam dunia kerja merujuk kepada seseorang yang akan mengambil alih semua pekerjaan kita selama masa cuti.

Kemudian, setelah menemukan rekan kerja yang bersedia sebagai shadow partner, langkah selanjutnya adalah mengalih pekerjaan secara bertahap agar ke depannya shadow partner ini tahu apa yang harus dilakukan.

Karenanya, memiliki relasi yang baik terhadap sesama rekan kerja adalah hal yang harus dijaga.

Pasalnya rekan kerja kita tidak saja sebatas membantu pekerjaan secara kolektif, tetapi juga bisa menggantikan kita melakukan semua pekerjaan harian kita apabila sewaktu-waktu berhalangan hadir.

Selain mengenai shadow partner dalam dunia kerja, ada juga pembahasan terkait rasa bersalah saat izin sakit hingga terjebak di antara konflik para atasan.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana seputar dunia kerja:

Nah, dalam kondisi demikian kita

1. Antara Karyawan Cerdas, Izin Cuti Tenang, dan Shadow Partner dalam Dunia Kerja

Ada sebuah istilah yang mungkin terbilang cukup baru dalam dunia kerja, yakni shadow partner.

Istilah ini merujuk pada seseorang yang menggantikan pekerjaan orang lain karena harus cuti panjang seperti melahirkan untuk beberapa waktu.

Pada saat waktu senggang, karyawan saling mengajari dan menginfokan jobdesc yang mereka kerjakan.

Tujuannya, tentu ketika suatu ketika dirinya tidak masuk kerja karena sakit, ada keperluan mendadak ataupun cuti jangka panjang. Urusan kerja tidak akan mengganggu waktunya karena sudah ada yang bisa memback up.

"Tim inilah yang mereka sebut shadow partners," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Mengapa Ada Rasa Bersalah jika Izin Sakit?

Kompasianer Celestine Patterson mencoba mencari tahu mengapa banyak karyawan izin sakit pada hari Senin.

Dia berpendapat, alasannya adalah karena hari Senin adalah hari awal untuk bekerja setelah libur. Dan pada hari itu biasanya karyawan mulai merasa malas karena sudah ditunggu beberapa pekerjaan, terlebih mereka pada hari sebelumnya mereka telah libur.

Menurut dia, karyawan yang kerap izin sakit pada hari Senin umumnya beralasan sakit kepala, demam, hingga sakit perut. Sebagian besar hanya sakit di pagi hari, biasanya menjelang siang, tubuh kembali bugar.

Ia pun menyarankan untuk melakukan persiapan yang baik sebelum memulai hari kesibukan yakni dengan konsep gabungan syarat lahiriah dan batiniah.

"Pikirkan hal itu setiap kali Anda bangun tidur. Jadikan impian dalam tidur sehingga jiwa Anda terisi oleh cita-cita itu. Perasaan itu terletak di alam bawah sadar sehingga selalu ada gairah untuk memulai hari," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Kala Terjebak di Antara Konflik para Atasan

Terjebak dalam konflik para atasan memang cukup membuat bingung bagaimana harus bersikap. Demikian kiranya pengalaman Kompasianer Irmina Gultom.

Dia pun memberikan sedikit tip untuk pembaca yang mungkin kebetulan berada dalam keadaan serupa.

Pertama, menurut dia, berusahalah bersikap netral. Sikap seperti sangat diperlukan lantaran kita harus ingat dengan baik yang tengah berkonflik adalah para atasan.

"Sangat wajar bila dalam hati kita memihak salah satu dari mereka, tapi sebaiknya usahakan tidak (terlihat) memihak siapapun," tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com