Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggahan Viral Pelanggan Tertipu Merchant dengan Banyak Restoran Bodong, Grab Lakukan Investigasi

Kompas.com - 12/06/2021, 15:04 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu merchant GrabFood yang berada di Jawa Timur diduga melakukan penipuan kepada konsumen.

Melalui akun Instagram @_sadfood, diketahui restoran tersebut memiliki banyak merchant, dan kondisi restoran sangat jauh dari kebersihan.

Terkait hal ini, manajemen Grab mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan investigasi terhadap tersebut.

Baca juga: Daftar 9 Pentolan NU yang Jadi Komisaris BUMN

Untuk memaksimalkan perlindungan konsumen, akun mitra merchant yang dilaporkan tersebut sudah disuspensi.

“Terkait isu mitra merchant di Jawa Timur, Grab sedang melakukan investigasi terhadap isu ini. Saat ini, mitra merchant yang dilaporkan sudah ditangguhkan (suspend) sementara investigasi berjalan,” ungkap juru bicara Grab kepada Kompas.com, Sabtu (12/6/2021).

Seperti diketahui, unggahan tersebut menunjukkan kekecewaan pelanggan GrabFood yang menerima makanan tidak sesuai dengan pesanan, demikian juga harganya yang dinilai tidak wajar.

Atas hal tersebut, pelanggan langsung mendatangi lokasi restoran, dan menemukan fakta bahwa restoran tersebut dinilai melakukan penipuan.

“Saya curiga restoran ini abal-abal, saya datang ke alamatnya, dan kaget ternyata tempatnya tidak memiliki standar kebersihan. Ada juga HP berjajar, buat apa 1 resto punya banyak HP? Kalau punya banyak menu, harusnya 1 resto dengan banyak menu, bukan banyak merchant, kan itu niatnya nipu. Kalau 1 resto punya 7 akun (layanan antar makanan) omzetnya sudah berapa, apa enggak termasuk penipuan gede?” ungkap wanita dalam video tersebut.

Baca juga: Kini Mitra GrabFood Bisa Saling Berbagi Keahlian dalam Komunitas

Untuk memastikan hal semacam ini tidak kembali terjadi, manajemen Grab memastikan akan menindak tegas setiap mitra merchant yang terbukti melanggar kode etik dan tidak menjalankan aturan yang telah disepakati dengan Grab.

“Grab akan melakukan investigasi terhadap setiap laporan dan mengambil tindakan apabila mitra merchant terbukti melanggar kode etik mitra merchant,” tegas juru bicara Grab.

Grab juga mengimbau agar konsumen dan mitra pengantaran bisa melaporkan hal-hal yang mencurigakan di platform GrabFood.

Untuk konsumen bisa langsung langsung melalui platform dengan masuk ke ‘Help.grab’ dengan memasukkan foto bukti yang dapat mendukung laporan ketidaksesuaian informasi tersebut.

Sementara untuk mitra pengantar, untuk pelaporan, dan pembatalan order GrabFood tidak akan memengaruhi performa Tingkat pembatalan apabila Anda memilih alasan, seperti restoran tutup, makanan/minuman tidak tersedia, dan harga pesanan berubah.

Baca juga: Ingin Menjadi Mitra Merchant GrabFood? Berikut Caranya

“Konsumen dan mitra pengantaran dapat melaporkan mitra merchant yang mencurigakan atau menyesatkan di platform GrabFood melalui channel khusus (help.grab di aplikasi),” tegas juru bicara Grab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com