Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pangan di Asia Sentuh Level Tertinggi 10 Tahun, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 14/06/2021, 08:36 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga komoditas pangan di beberapa negara Asia melonjak. Dampak lonjakan harga bahan pokok pertanian dari gandum, minyak nabati, hingga gula dalam beberapa bulan terakhir sukses memukul konsumen dan bisnis di Asia.

Indeks harga pangan yang diterbitkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), menunjukkan, ada kenaikan harga pangan dalam setahun terakhir atau untuk bulan ke-12 berturut-turut.

Indeks yang melacak harga daging, susu, sereal, minyak sayur, hingga gula itu melaporkan, kenaikan harga pada bulan Mei mendorong indeks pada level 127,1,  melonjak 40 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Baca juga: Kementan Dorong Pangan Lokal Masuk Hotel

Angka tersebut juga merupakan level tertinggi dalam hampir 10 tahun terakhir.

Mengutip Nikkei Asia, Senin (14/6/2021), kombinasi beragam faktor mendorong lonjakan harga pangan tersebut.

Faktor pertama adalah meningkatnya permintaan bahan pangan di China, yang merupakan salah satu importir makanan terbesar di dunia. Permintaan bahan pangan telah menguat cepat karena negara Tirai Bambu sudah pulih dari pandemi.

Faktor lainnya adalah mahalnya biaya logistik laut. Biaya lebih mahal lantaran kekurangan kontainer pengiriman dan gangguan rantai pasokan.

Menurut FAO, rantai pasokan terganggu akibat adanya penundaan panen dan penurunan hasil tebu di beberapa wilayah termasuk Brazil.

Selain itu, tingginya harga komoditas telah didorong oleh aliran investasi yang mengalir ke pasar karena investor mendiversifikasi aset di tengah tingginya likuiditas pasar keuangan.

Dengan latar belakang itu, produsen makanan Asia menaikkan harga untuk mengimbangi biaya bahan baku yang lebih tinggi. Importir makanan utama seperti Jepang, Korea Selatan, dan China menjadi beberapa importir yang menaikkan harga.

Baca juga: Mentan SYL Nyatakan Pangan Lokal dapat Perbaiki Ekonomi Nasional

Besaran lonjakan harga

Pabrik tepung terigu Jepang, Nisshin Seifun Group, berencana menaikkan harga produk tepung terigu untuk rumah tangga sebesar 2 persen hingga 4 persen pada bulan Juli 2021.

Perusahaan mengatakan tidak bisa menyerap kenaikan harga bahan baku, biaya logistik, dan biaya pengemasan.

Produsen makanan Ajinomoto juga akan menaikkan harga mayones sebesar 1 persen hingga 10 persen di bulan depan.

Di Korea Selatan, jaringan toko roti terbesar, Paris Baguette, menaikkan harga roti sebesar 5,6 persen pada bulan Februari karena harga bahan baku meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com