Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Direktur IWIP Paparkan 3 Keuntungan Indonesia sebagai Produsen Baterai Kendaraan Listrik

Kompas.com - 17/06/2021, 10:19 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur External Relation PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) Scott Ye mengatakan, Indonesia memiliki tiga keuntungan besar sebagai produsen baterai kendaraan listrik.

Pertama, Indonesia memiliki keuntungan besar sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Sebab, nikel merupakan komponen utama pembuatan baterai kendaraan listrik.

“Hal ini membuat Indonesia banyak dilirik investor dan memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik,” ujar Scott dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (17/6/2021).

Keuntungan kedua, lanjut dia, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) dengan mayoritas usia masih tergolong muda. Dengan begitu, negara ini siap bersaing dalam lingkup tenaga kerja dibandingkan negara lainnya.

Baca juga: Potensi Sumber Daya Manusia dan Upaya Pemanfaatannya

Adapun keuntungan yang ketiga, kata Scott, Indonesia memiliki pula kebijakan guna mempermudah investasi seperti tax holiday dan kebijakan lainnya. Hal ini akan mendukung Indonesia menjadi produsen terbesar nikel dan turunannya.

Menurut Scott, industri baterai kendaraan listrik di Indonesia akan semakin berkembang dalam beberapa tahun mendatang. Salah satu yang akan dikembangkan adalah di Kawasan IWIP di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Ia menyampaikan, saat ini di kawasan IWIP sudah memulai pembangunan pabrik pembuatan bahan mentah baterai kendaraan listrik.

Pembangunan pabrik tersebut, sebut Scott, sebagai tahap pertama proses perkembangan produsen baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Baca juga: Indonesia Dirikan Perusahaan Pengembang Baterai Kendaraan Listrik

Ia memperkirakan, dalam waktu dua tahun pabrik pembuatan bahan mentah baterai tersebut akan selesai.

“Tahap berikutnya barulah kami bergerak ke manufaktur baterai. Saat kami (Indonesia) telah memiliki bahan mentah yang menjadi fundamental industri baterai. Artinya, kami bisa berlanjut ke tahap berikutnya kira-kira dalam dua atau tiga tahun,” ucap Scott dalam program Kabar Pasar yang disiarkan oleh TvOne, Kamis (10/6/2021).

Ia mengaku, sebagai perusahaan swasta PT IWIP juga telah banyak berkontribusi terhadap proyek strategis pemerintah Indonesia di bidang industri baterai kendaraan listrik.

“Sampai hari ini PT IWIP telah mempersiapkan segala fasilitas dan akomodasi di sekitar kawasan industri,” imbuh Scott

Baca juga: Jaga Stabilitas Keamanan, PT IWIP Terlibat dalam Pembangunan Mako Brimob Malut

Fasilitas dan akomodasi yang dimaksud, mulai dari bandara, pelabuhan, serta fasilitas dan akomodasi penunjang lainnya, termasuk untuk kebutuhan industri seperti pembangkit listrik.

“Ini berarti kami bisa menarik lebih banyak investasi untuk datang. Kami juga telah memiliki 24 lini RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) yang memproduksi feronikel. Artinya, kami memiliki kapasitas 240.000 ton nikel matte. Nilai ekspornya mencapai sekitar 4 miliar dolar AS,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com