Sementara itu, pertumbuhan ekonomi juga masih dipengaruhi oleh kondisi global. Amerika Serikat (AS) yang Kembali membuka perekonomiannya mendorong terjadinya inflasi yang lebih tinggi. Di bulan Mei inflasi AS mencapai level tertinggi sejak tahun 2008 sebesar 5 persen secara tahunan.
Meskipun secara angka terlihat fantastis, namun jika ditelaah lebih lanjut lonjakan tersebut lebih disebabkan oleh kenaikan harga komponen inflasi yang bersifat sementara.
Caroline menilai, setelah low base effect dari kenaikan harga komponen yang bersifat sementara tadi terlewati, lonjakan inflasi diperkirakan dapat turun.
Sama halnya dengan negara maju, prospek ekonomi Asia juga turut bergantung pada perkembangan penanganan pademi, dimana setiap negara menghadapi tantangan yang berbeda. Namun, sektor manufaktur di kawasan Asia masih bertumbuh dengan baik didukung oleh kuatnya permintaan ekspor.
“Ke depannya, kecepatan peluncuran vaksinasi menjadi faktor penting yang menentukan seberapa cepat permintaan domestik dapat pulih,” ujar Caroline.
Baca juga: Akui Ada Masalah, Tanijoy Buka Suara soal Dugaan Penggelapan Dana Rp 4,5 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.