Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN WORKLIFE KOMPASIANA] Menjadi Leader Berkarakter | Lingkungan Kerja yang Toxic | Sunk Cost Fallacy, Masa Lalu Memperburuk Keputusan

Kompas.com - 28/07/2021, 18:05 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Menjadi seorang pemimpin bukan perkara mudah, tetapi bukan hal mustahil untuk dilakukan. Lagipula bukankah setiap diri kita adalah pemimpin?

Sebenarnya menjadi seorang pemimpin kita bisa mencontoh banyak individu yang dinilai telah sukses lebih dulu.

Hanya saja, yang membuat seseorang sulit menjadi pemimpin yang berkarakter dikarenakan tidak pernah diajarkan sejak dini dan di sekolah.

Tak heran jika kita melihat pemimpin yang "semau gue". Pun akibatnya menyebabkan kurang optimalnya performa dari sebuah tim.

Selain mengenai pemimpin, ada juga seputar menghadapi lingkungan kerja yang toxic serta mengenai bagiamana masa lalu mempengaruhi keputusan seseorang.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana:

1. Menjadi Manager Sekaligus Leader yang Berkarakter

Kompasianer Anjas Permata berpendapat bahwa kepemimpinan itu seperti sesuatu yang abstrak. Memimpin itu sebuah seni dan rasa tingkat tinggi.

Sementara di sisi lain, seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan manajerial untuk mengelola timnya. Sehingga sosok pemimpin dalam dunia profesional yang paling ideal.

"Menurut saya adalah menjadi manager sekaligus leader atau biasa disebut dengan manager leader salah satu elemen pentingnya adalah karakter. Misal, pemimpin harus bisa memberikan semangat kepada timnya. Motivasi seringkali menjadi hal dahsyat yang mampu mengubah keadaan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Bagaimana Cara Menghadapi Lingkungan Kerja yang Toxic?

Berada di lingkungan kerja yang toxic memang tidak menyenangkan. Kerja pun akan menjadi semakin terasa berat.

Meski begitu, untuk mencari tempat kerja baru pun dianggap bukan keputusan tepat di tengah kondisi seperti sekarang ini. Alhasil, kamu harus bertahan beberapa waktu lagi di tempat kerja tersebut.

Kompasianer Ms. Phia punya beberapa kiat bagi kamu yang mengalami kondisi seperti demikian.

Pertama, menurutnya abaikan perkataan negatif dan teruslah bekerja dengan baik. Dengan cara ini, kamu tidak perlu pusing perihal tidak punya teman dekat atau akrab dikerjaan. Tinggal datang, bekerja sesuai tupoksi, pulang, dan terima gaji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com