JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 13,3 persen sebesar Rp 170 miliar di tahun 2020, atau naik dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 150,25 miliar.
Perolehan ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan sebesar Rp 4,14 triliun, atau meningkat Rp 903 miliar (27,9 persen) dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 3,24 miliar.
Deny Ong, Chief Financial Officer PT Hartadinata Abadi Tbk menjelaskan, pertumbuhan pendapatan Hartadinata di tahun 2020 didorong tidak hanya oleh kenaikan harga emas, tetapi juga disebabkan tambahan penjualan dari produk logam mulia yang diluncurkan Perseroan selama 2020.
Baca juga: Gandeng Hartadinata, Antam Luncurkan Perhiasan dan Emas Ukuran Mikro
“Peningkatan pendapatan perseroan tidak hanya didorong oleh naiknya harga emas di tahun 2020 yang kami perkirkaan mencapai sampai 25 persen dibanding tahun 2019, tapi juga karena pertumbuhan penjualan produk LM melalui jaringan grosir maupun retail kami yang memberikan kontribusi cukup berarti bagi penjualan emas di tahun 2020,” kata Deny secara virtual, Senin (16/8/2021).
Sementara itu, perseroan juga mencatat perolehan laba kotor yang mengalami peningkatan sekitar 33,5 persen dari Rp 316 miliar menjadi Rp 422 miliar di tahun 2020.
Laba usaha juga meningkat dari Rp 258 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 356 miliar di tahun 2020.
Pertumbuhan kinerja perseroan selama 2020 didorong oleh volume penjualan yang masih didominasi oleh produk perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah yang berkontribusi 62,9 persen, sedangkan produk logam mulia memberikan kontribusi sebesar 13,4 persen terhadap total produk yang dipasarkan Perseroan.
Baca juga: Antisipasi Kenaikan Harga Emas, Hartadinata Inovasi Lini Produk
Di sisi lain, beberapa lini usaha yang berkontribusi dalam menyumbang pendapatan perseroan antara lain, hasil penjualan kepada pihak wholesaler memberikan kontribusi sebesar 91,3 persen, dan dari toko milik sendiri serta imbalan waralaba sebesar 8,1 persen, selain dari itu adanya tambahan pendapatan dari hasil usaha pegadaian sebesar 0,6 persen.
“Tingginya kontribusi kelas menengah bawah, membuat Perseroan mempertimbangan untuk tetap mempertahankan penetrasi produk dipasar kelas ini,” tambah Deny.
Chief Executive Officer PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto mengatakan, 2020 adalah tahun yang sangat menantang bagi para pelaku bisnis, terutama dengan adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian dunia dan mempengaruhi iklim investasi terutama di Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.