Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tips Mengelola Keuangan bagi Pelajar Indonesia di Luar Negeri

Kompas.com - 29/09/2021, 07:52 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri setiap tahun. Menurut data yang dikumpulkan oleh UNESCO, jumlah siswa Indonesia yang belajar di luar negeri dari tahun 2013 ke 2019 telah tumbuh sebesar 21 persen.

Tidak heran jika minat untuk belajar di luar negeri terus naik lantaran manfaat akademis, karir, dan pengembangan pribadi yang tak terhitung jumlahnya akan menyertai pengalaman tersebut.

Namun, mengenyam pendidikan di luar negeri membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu butuh perencanaan keuangan yang matang, mulai dari mengelola pengeluaran pribadi, membayar sewa tempat tinggal, hingga transfer uang kembali ke rumah.

Baca juga: Berapa Gaji Pensiunan Polisi hingga Agus Harus Ngemis Jadi Manusia Silver?

Nadhira Afifa, salah satu anak bangsa yang memperoleh gelar Master di bidang Kesehatan Masyarakat dari Harvard T.H. Chan School of Public Health melalui beasiswa LPDP, membagikan tips bagi pelajar Indonesia di luar negeri dalam mengelola keuangan.

"Tips pertama adalah membuat rencana keuangan. Saat merencanakan biaya hidup mingguan dan bulanan, biaya tak terduga seperti memperbaiki ponsel yang rusak juga harus diperhitungkan. Hal - hal kecil yang kadang dianggap sepele, seperti membetulkan barang yang rusak justru bisa menimbulkan biaya yang cukup besar," ujar Nadhira Afifa dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Rabu (29/9/2021).

Tips kedua adalah memahami biaya transfer uang ke luar negeri. Menurut Nadhira, ada berbagai biaya yang terkait dengan transaksi mata uang asing. Misalnya biaya mengirim uang ke negara lain atau biaya penggunaan kartu ATM dari Indonesia di luar negeri.

Nadhira juga bilang, terdapat banyak layanan transfer uang ke luar negeri tetapi sebagian besar harganya tidak transparan.

"Saya sering tidak tahu berapa charge bank dan apakah saya mendapatkan harga yang bagus. Ditambah lagi sulit untuk memastikan kapan uang itu akan sampai ke tujuan," kata Nadhira.

Baca juga: Tren Belanja Online Naik, Waspada Penipuan via Online Shop

Selama berkuliah di AS, Nadhira Afifa mengaku memilih Wise sebagai salah satu aplikasi untuk mengirimkan uang. Sebab, kata dia, Wise punya proses yang cukup simpel dan memberikan kepastian dalam mentransfer uang ke luar negeri.

"Selama saya menggunakan Wise, transfernya hanya butuh 10 menit saja dan uang sudah sampai. Rate-nya terbilang baik. Selain itu, transfer fee nya pun sangat affordable. Biasanya biaya sekali  transaksi sekitar Rp 200.000, kalau pakai Wise cuma Rp 63.000," ujarnya.

Tips yang ketiga adalah cermati nilai tukar uang. Saat mengirim atau menerima uang dari luar negeri, pastikan untuk lebih jeli melihat nilai tukar agar kita mendapatkan harga yang bagus.

Memahami perbedaan mata uang asing merupakan hal yang perlu dicermati karena perbedaan nilai tukar uang sangat penting bagi pelajar internasional. 

"Ini tidak dapat diremehkan karena sesuatu yang awalnya terlihat kecil membuat perbedaan besar untuk transaksi besar, terutama di negara seperti Amerika di mana biaya hidup relatif tinggi," kata dia.

Baca juga: Genap Berusia 74 Tahun, Luhut Ungkap Rasa Syukur dan Penyesalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com