Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Melaju di Zona Merah Jelang Akhir Pekan

Kompas.com - 01/10/2021, 09:51 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (1/10/2021).

Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.11 WIB, IHSG berada pada level 6.266,55 atau turun 20,38 poin (0,32 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.286,94.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebanyak 177 saham melaju di zona hijau dan 193 saham di zona merah. Sedangkan 203 saham lainnya stagnan.

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 12,06 triliun dengan volume 2,9 miliar saham.

Pagi ini bursa saham asia juga merah dengan penurunan Strait Times 1,22 persen, dan Nikkei 1,92 persen.

Wall Street pagi ini juga ditutup negatif dengan penurunan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,59 persen, indeks S&P 500 sebesar 1,19 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq terkoreksi 0,44 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal Candlestick membentuk long white body dan breakout resistance Upper Bollinger Band, dan menembus level tertinggi sejak Agustus 2021, yang mengindikasikan penguatan.

Baca juga: Anak Usaha WIKA Kuasai 100 Persen Saham Produsen Motor Listrik Gesits

“IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal masih ada potensi penguatan meskipun dibayangi banyak ketidakpastian terutama terkait inflasi dan tapering Amerika Serikat. Pergerakan masih minim sentimen akan data ekonomi dari dalam negeri,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.

Melansir Bloomberg, pukul 09.14 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.315 per dollar AS, atau turun 2 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.313 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen tapering yang merupakan langkah awal the Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya.

Tapering ini mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya.

Baca juga: Pengertian Buyback Saham dan Dampaknya Bagi Investor

“Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini karena sentimen tapering dan berkurangnya minat pasar terhadap aset berisiko. Indeks saham Eropa dan AS ditutup melemah pada perdagangan kemarin dan pagi ini indeks Asia juga bergerak melemah, menunjukkan menurunnya minat pasar terhadap risiko,” ujar Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.350 per dollar AS hingga Rp 14.300 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com