Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menyoal Jurus ATM yang Tidak Selalu Tepat

Kompas.com - 11/10/2021, 13:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Henry Ford juga pernah mengemukakan, "If I had asked people what they wanted, they would have said faster horses."

Ya, pelanggan tidak mengungkapkan secara jelas apa yang diinginkan. Seperti Henry Ford sampaikan, pelanggan menginginkan kuda-kuda yang lebih cepat, lebih kencang. Tidak pernah menyinggung tentang mobil dengan seperangkat fiturnya.

Inilah yang menjadi tugas wirausaha membangun dan mengembangkan produk berbasis kebutuhan dan keinginan pelanggan, yang tidak lain memberikan solusi kepada pelanggannya.

Itu tidak dimulai dengan mengamati kompetitor, tetapi berfokus pada pelanggan.

Baca juga: Ini Kelemahan Wirausaha Muda Indonesia

Proses tiga langkah

Bagi wirausaha terutama kalangan muda yang sedang merintis usaha, jurus ATM tidak disarankan untuk dijalankan.

Ash Mauriya menguraikan tiga langkah bagi usaha rintisan sebagai proses yang mesti dijalankan.

Pertama, mendokumentasikan rencana awal. Rencana yang dimaksud bukan business plan melainkan rancangan model bisnis.

Business plan fokus pada rencana jangka menengah. Wirausaha perlu segera menjalankan rencana sekarang juga. Bukan di waktu mendatang.

Business plan berorientasi pada pihak lain dalam hal ini calon investor hingga melupakan potensi wirausaha sendiri untuk menjalankan bisnis.

Fokus pada model bisnis bukan pengembangan produk semata adalah kunci, karena tugas utama wirausaha adalah tidak hanya membangun solusi terbaik kepada pelanggan tetapi memiliki model bisnis dan membuat seluruh bagian dapat berproses harmonis.

Kedua, mengidentifikasi bagian yang paling berisiko dari rencana yang disusun.

Usaha yang baru dirintis memiliki risiko yang relatif lebih tinggi daripada usaha yang telah mapan. Di mata investor, usaha rintisan harus mempunyai rencana mitigasi risiko.

Terdapat tiga tahap yang berisiko bagi usaha rintisan. Pertama, tahap menemukan kesesuaian problem dengan solusi (problem-solution fit), kedua, tahap menemukan kesesuaian produk dengan pasar (product-market fit) dan ketiga, tahap business scaling.

Pada tahap problem-solution fit, pertanyaan yang hadir adalah: adakah sesuatu yang diinginkan dan harus dimiliki pelanggan? Akankah mereka bersedia membayar untuk itu? Jika tidak, siapa yang bersedia? Dapatkah problem pelanggan dipecahkan?

Selanjutnya pada tahap product-market fit, pertanyaan inti adalah: sudahkah membangun sesuatu yang pasar inginkan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com