Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dana Investasi yang Dibutuhkan PLN Dalam 10 Tahun ke Depan

Kompas.com - 11/10/2021, 16:09 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diperkirakan bakal membutuhkan investasi rata-rata Rp 72,4 triliun per tahun untuk proyek ketenagalistrikan dalam kurun 2021 hingga 2030.

Merujuk dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, kebutuhan investasi RP 72,4 triliun per tahun ini meliputi investasi pembangkit sebesar Rp 28,5 triliun per tahun, investasi transmisi dan gardu induk Rp 21,3 triliun per tahun, distribusi Rp 17,6 triliun per tahun dan lainnya sebesar Rp 5 triliun per tahun.

Akan tetapi, kebutuhan investasi di atas belum memasukkan investasi untuk pemeliharaan yang sekitar Rp 22,5 triliun per tahun.

Baca juga: Pemerintah Didorong Buka Akses Petani ke Pasar

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, berdasarkan pertimbangan kemampuan investasi PLN maka investasi perusahaan setrum pelat merah tersebut bakal didrong untuk pengembangan dan penguatan sistem penyaluran tenaga listrik serta peningkatan layanan konsumen.

Selain itu, pihaknya juga mendorong peran Independent Power Producer (IPP) ke depaannya lebih besar khususnya dalam investasi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

"Sinergi PLN dan seluruh stakeholders mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Pihak swasta, badan usaha pengembang, lembaga pendanaan dalam mendukung penyediaan investasi yang sangat besar," ungkap Arifin dalam Webinar Diseminasi RUPTL 2021-2030 belum lama ini.

Merujuk RUPTL 2021-2030, kebutuhan investasi diperkirakan bakal menurun pasca 2025 mendatang karena tidak diperlukannya penambahan pembangkit baru yang cukup besar. Adapun, untuk memenuhi kebutuhan investasi PLN maka akan ada beberapa sumber pendanaan antara lain dana internal, pinjaman dan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Baca juga: Wanda Hamidah Merasa Ditipu Asuransi, Ini Tanggapan Prudential

Sumber pendanaan internal bakal ditopang dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap. Sementara dana pinjaman dapat berupa pinjaman luar negeri, pinjaman pemerintah melalui rekening dana investasi, obligasi nasional maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta hibah luar negeri.

Tercatat, PLN telah memperoleh alokasi PMN untuk tahun 2021 sebesar Rp 5 triliun dan pada tahun 2022 diasumsikan sebesar Rp 5 triliun. Jumlah ini diperkirakan bakal meningkat sebesar Rp 10 triliun pada 2023 hingga 2030.

Jika dirinci, kebutuhan investasi PLN untuk tahun 2021 diperkirakan mencapai Rp 45,1 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 79,8 triliun pada 2022 dan kembali meningkat di 2023 menjadi Rp 97,1 triliun.

Selanjutnya, di tahun 2024 investasi diperkirakan sebesar Rp 105,4 triliun dan pada 2025 sebesar Rp 84,7 triliun. Kebutuhan investasi pada 2026 sebesar Rp 64,5 triliun dan meningkat tipis menjadi Rp 66,7 triliun pada 2027.

Angka investasi pada 2028 sebesar Rp 66,2 triliun, kemudian sebesar Rp 60,4 triliun pada 2029 dan sebesar Rp 53,6 triliun pada 2030 mendatang.

Baca juga: Skandal Manipulasi Data EoDB, IMF Belum Putuskan Status Kristalina Georgieva

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: PLN butuh Rp 72,4 triliun per tahun untuk mendorong kelistrikan 10 tahun ke depan (Editor: Handoyo | Reporter: Filemon Agung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com