Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM Perempuan Sulit Akses Kredit, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 12/10/2021, 12:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha perempuan khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih belum sepenuhnya merasakan nikmat berusaha. Sebab, UMKM perempuan sulit mengajukan kredit ke perbankan yang hendak digunakan untuk modal usaha.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nur Komaria mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat UMKM perempuan ini sulit mengakses kredit.

"Biasanya pelaku UMKM perempuan memilih bidang usaha fesyen, makanan, dan kosmetik. Karena memilih sektor tersebut, perempuan dipandang kurang mampu atau harus didampingi oleh pihak lain ketika hendak mengajukan kredit di perbankan," kata Nur dalam siaran pers, Selasa (12/10/2021).

Baca juga: UU HPP Disahkan, UMKM yang Penghasilannya di Bawah Rp 500 Juta Bakal Bebas PPh

Berdasarkan kajian International Finance Corporation (IFC), 80 persen dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan memiliki kebutuhan kredit dan tidak terlayani atau kurang terlayani dengan baik. Hal ini menyebabkan ketimpangan pendanaan hingga miliaran dolar.

Padahal kata Nur, UMKM termasuk milik perempuan akan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap ekonomi Indonesia. Hal nyata yang terlihat dari kemajuan UMKM adalah munculnya lapangan pekerjaan baru.

"Kesetaraan gender bisa memberikan peluang peningkatan produk domestik bruto (PDB) cukup besar bagi Indonesia, yakni sekitar Rp 135 miliar," ucap Nur.

Ia berharap, ke depan pihak-pihak terkait dapat memberikan literasi keuangan dan literasi digital kepada pelaku UMKM perempuan.

Selain itu, pemerintah harus menyediakan data tunggal mengenai UMKM di Tanah Air. Tidak adanya data tunggal menjadi salah satu penyebab munculnya permasalahan gender dalam UMKM.

Sementara itu, Dosen FEB Universitas Kristen Satya Wacana, Linda Ariany Mahastanti mengatakan, ada dua perspektif dalam permasalahan gender pelaku UMKM yaitu dari sisi pelaku UMKM perempuan dan pihak perbankan.

Kata Linda, perempuan memiliki karakteristik unik. Rata-rata alasan perempuan melakukan usaha ialah untuk membantu pendapatan keluarga. Lalu, perempuan dianggap memiliki pendidikan yang rendah.

"Akhirnya perempuan akan menggunakan modal sendiri, dari suami, atau keluarga untuk menjalankan usahanya. Karena kalau melakukan mengajukan kredit ke perbankan itu rumit," beber Linda.

Di sisi lain, bank juga tidak bisa disalahkan karena seolah mempersulit UMKM perempuan ketika hendak mengajukan kredit. Sebab, perbankan menggunakan prinsip kehati-hatian.

"Bank itu cukup ketat, harus tahu calon peminjamnya itu seperti apa, dan itu wajar," pungkas Linda.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Jadi Kunci Pemberdayaan UMKM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com