Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kereta Cepat Rugi sampai Kiamat, Stafsus Erick Thohir Sebut Faisal Basri Konyol dan Sebar Hoaks

Kompas.com - 15/10/2021, 08:23 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Senior Faisal Basri menyebut proyek Keret Cepat Jakarta Bandung tidak layak secara bisnis, sehingga dipastikan sulit balik modal, bahkan sampai hari kiamat sekalipun. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyayangkan pernyataan dari ekonom senior INDEF itu mengenai kritik proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Dikatakan Arya, pernyataan Faisal Basri yang menyebut investasi dalam proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak akan balik modal tanpa didasari data yang akurat. Bahkan, dia menyebut pernyataan Faisal Basri itu konyol.

"Kami menyayangkan omongan Faisal Basri. Faisal Basri tuh salah total yang mengatakan sampai kapan pun enggak mungkin, sampai kapan pun pasti rugi," ucap Arya yang juga mantan relawan Jokowi di Pilpres 2019 ini. 

Baca juga: Kilas Balik Kereta Cepat: Ditolak Jonan, Kini Mau Pakai Duit APBN

"Ya mana ada investor mau masuk dengan kondisi nanti rugi, itukan konyol. Faisal Basri konyol betul itu dan keliatan beliau itu tidak pakai angka, tidak pakai analisa, hanya subjektifnya aja yang muncul. Jadi itu kesalahan besar," ujar Arya lagi dikutip pada Jumat (15/10/2021). 

Arya menjelaskan, saat ini BPKP masih menghitung berapa pembengkakan dana (cost overrun) pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. 

Namun, dalam hitungan kasarnya, investasi di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung baru akan balik modal dalam 40 tahun.

Baca juga: Kala Jokowi Janji Kereta Cepat Tak Gunakan Duit APBN Sepeser Pun

"Tapi secara konservatif, hitungan kita tetap back periode-nya untuk equity-nya itu ini ya 40an tahun. Tapi kita belum tahu ya ini hitungannya hanya kasar masih. Ini kan mirip-mirip dengan MRT," kata dia.

Juru bicara Erick Thohir itu memaparkan, investasi di sektor transportasi kereta api memerlukan waktu yang panjang untuk balik modal. Hal ini sama dengan investasi pada proyek Mass Rapid Transit (MRT).

"Coba aja cek deh di MRT, berapa tahun? mirip-mirip, enggak akan jauh nanti dari situ, 40-an tahun juga. Jadi kalau dikatakan sampai kapan pun akan rugi, itu konyol, itu Faisal Basri sangat-sangat konyol," ungkapnya.

Baca juga: Bengkak, Biaya Kereta Cepat Kini Lebih Mahal daripada Tawaran Jepang

Menurut Arya, jika tak akan mengalami keuntungan, tidak mungkin ada investor yang masuk untuk mendanai proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Maka dari itu, dia menyayangkan pernyataan dari Faisal Basri tersebut.

"Jadi saya bisa katakan kali ini sangat disayangkan Faisal Basri kembali lagi, konyol untuk analisisnya. Tapi yang pasti jangan konyol dan akhirnya menyebabkan berita hoaks yang enggak benar kepada publik tanpa analisa, tanpa data apapun," tutup Arya.

Kritik Faisal Basri

Sebelumnya, Faisal Basri menggunakan analogi sampai kiamat pun proyek tersebut tidak akan bisa menutup investasi yang sudah keluar. BUMN yang diminta pemerintah menggarap proyek tersebut kini juga akhirnya terbebani.

Belum lagi, lanjut Faisal, biaya yang dikeluarkan rupanya membengkak sangat besar. Dari awalnya 6,07 miliar dollar AS, di tengah jalan melonjak menjadi 8 miliar dollar AS.

Baca juga: Plus Minus Jakarta-Bandung Naik KA Argo Parahyangan Vs Kereta Cepat

Nilai pembengkakan ini jauh melampaui proposal biaya kereta cepat yang ditawarkan Jepang yakni sebesar Rp 6,2 miliar dollar AS. 

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com