Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Emas Disebut Logam Mulia?

Kompas.com - 21/10/2021, 17:02 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Memiliki unsur kimia yang unik

Dilansir dari BBC, Profesor Kimia di University College London, Andrea Sella menjelaskan, di dalam tabel periodik kimia, teradapat 118 jenis unsur.

Dari jumlah tersebut, emas merupakan sagu dari 49 elemen yang berada di zona transisi, atau berada di bagian tengah tabel periodik bersama dengan besi, alumunium, tembaga, dan perak.

Emas memiliki unsur kimia yang terbilang unik ketimbang jenis logam lain.

Bijih emas masih cenderung lebih mudah ditambang dan lebih mudah dilebur ketimbang bijih logam lain.

Di sisi lain, bentuk emas juga tak mudah berubah. Emas tak mudah bereaksi terhadap unsur kimia lain.

Baca juga: Apa Itu Merkantilisme?

Hal ini berbeda dengan perak yang memiliki reaksi terhadap sulfur atau besi yang bisa berkarat atau mengalami oksidasi.

Sehingga bisa dikatakan, bentuk emas tidak akan berubah atau tetap sama hingga baribu tahun lamanya.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan emas disebut logam mulia.

Hasil konstruksi sosial atau alasan psikologis

Nilai emas sebagai logam yang dianggap mulia juga bisa disebut sebagai sebuah konstruksi sosial.

Bila melihat sejarah panjang emas, bisa dikatakan nilai emas bermula dari penggunaan emas sebagai perhiasan. Hal ini dikarenakan emas yang memiliki warna berbeda bila dibandingkan dengan jenis logam lain yang umumnya berwarna perak atau silver.

Hal ini lah yang membentuk atau mengonstruksi emas sebagai jenis logam yang dianggap berharga.

Di masa kini, orang bisa menukar emas dengan uang, sehingga ia memiliki nilai. Di sisi lain emas juga memberikan efek yang misterius bagi manusia, yakni memberi perasaan nyaman, senang, dan bahagia.

Emas kerap kali juga digunakan sebagai simbol kesejahteraan atau kekayaan. Nilai psikologis emas inilah yang menjadi alasan lain emas disebut logam mulia.

Emas Bukan Satu-satunya Logam Mulia

Emas memang dahulu digunakan sebagai mata uang, namun emas bukan satu-satunya logam mulia.

Terdapat jenis logam mulia bernilai tinggi lain, yakni platinum atau paladium. Sama halnya dengan emas, keduanya tak beraksi terhadap unsur kimia lain. Namun demikian, keduanya terlalu langka dan terlalu sulit untuk dibentuk menjadi koin yang bisa disirkulasikan sebagai mata uang.

Untuk bisa menjadi instrumen mata uang, unsur kelangkaan memang diperlukan, namun harus tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga bisa dinilai dengan harga yang masuk akal dan bisa diedarkan di pasar.

Meski tak lagi digunakan sebagai mata uang, penggunaan emas sebagai alat tukar dipercaya bisa kembali terjadi bila terjadi bencana yang menyebabkan penggunaan uang kertas tak memungkinkan untuk dilakukan.

Baca juga: Investasi Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Manfaatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com