Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Warga Pulih, Penerimaan Pajak Gianyar Tembus Rp 448,82 Miliar

Kompas.com - 05/11/2021, 07:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

GIANYAR, KOMPAS.com - Penerimaan pajak di Gianyar, Bali, mulai menunjukkan pemulihan sejak bulan Juli 2021.

Tercatat penerimaan pajak hingga Oktober 2021 sudah mencapai 75,88 persen atau Rp 448,82 miliar dari target Rp 580,9 miliar.

Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Gianyar Moch. Luqman Hakim mengatakan, capaiannya lebih baik dibanding saat pandemi menghantam tahun 2020 lalu.

Baca juga: Pemerintah Kini Beri Insentif Pajak buat 627 Lapangan Usaha

Di tahun itu, pajak mengalami kontraksi 28,08 persen (yoy) dibanding tahun 2019.

Penerimaan pajak mengalami shortfall dengan capaian hanya 89,36 persen atau Rp 544,5 miliar dari target Rp 609,15 miliar.

"Sampai dengan Oktober akhir kemarin Alhamdulillah, target kita sudah hampir menyamai rata-rata nasional 75,88 persen. Ini suatu modal yg cukup bermakna bagi kami untuk dua bulan ke depan," kata Luqman di KKP Pratama Gianyar, Bali, Kamis (6/11/2021).

Luqman menuturkan, melonjaknya penerimaan pajak tahun ini tak lepas dari analisa yang dia lakukan maupun koordinasi di lapangan, serta penurunan kasus aktif Covid-19 yang membuat masyarakat kembali beraktivitas.

Di sisi lain, pemerintah mulai membuka sedikit demi sedikit kunjungan wisata ke Bali. Kunjungan ini kemudian berdampak positif pada penerimaan pajak di Pulau Dewata.

Baca juga: Kemenkeu Yakin Shortfall Pajak Tahun Ini Lebih Kecil dari Perkiraan

"Dengan asumsi penerimaan November-Desember sama saja dengan penerimaan tahun lalu, itu (potensi) capaian sudah 98,22 persen (di akhir tahun)," ucap Luqman.

Untuk mencapai angka realisasi penerimaan 100 persen, Luqman mengaku akan mengkapitalisasi semua potensi yang ada, lalu berkolaborasi dengan seluruh stakeholder.

Dia akan fokus ke beberapa sektor prioritas, mulai dari asuransi, pariwisata, hingga perdagangan besar.

"Ini sudah mulai pelonggaran PPKM jadi sudah mulai banyak sekali muncul geliat ekonomi masyarakat, banyak muncul usaha-usaha di wilayah Kintamani, Ubud. kita lihat ini dominasinya masih penghasilan penerimaan PPN yang lebih besar," tutur Luqman.

Adapun sepanjang tahun 2020, penurunan paling besar terjadi di penyediaan akomodasi dan makanan minuman.

Baca juga: Pemerintah Kejar Pengemplang Pajak sampai ke Luar Negeri, Ini Wilayah yang Diincar

Penurunannya bahkan mencapai 48,93 persen (yoy) karena muncul PSBB dan penghentian penerbangan internasional.

Selain dua sektor di atas, sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor juga mengalami pertumbuhan negatif -24,73 persen karena banyak usaha yang ditutup sementara maupun permanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com