JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) disebut-sebut sebagai proyek "nanggung" lantaran memiliki tujuan akhir bukan di Kota Bandung namun di daerah Tegalluar, Kabupaten Bandung, yang dinilai sebagai daerah yang rawan macet.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek nasional sehingga pengambilan keputusan tak hanya atas pertimbangan satu kementerian saja, tetapi juga Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar).
"Pada saat itu kemungkinan Pemerintah Provinsi Jabar menganggap kalau hanya pengembangan di Bandung Barat saja dan tidak ada pengembangan di Bandung Timur, menurut teman-teman di Provinsi Jabar ya kurang. Kurang terdampak nanti pada perekonomiannya," ujarnya saat media visit ke Kompas Group, Jumat (12/11/2021).
Dwiyana memperkirakan, jika stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung berada di Kota Bandung, biaya proyek akan lebih jauh besar alias membengkak karena faktor pembebasan lahan yang lebih mahal dan sebagainya.
Baca juga: Nasib Kereta Cepat: Molor, Biaya Bengkak, Ratusan Ton Besinya Dicuri
"Makanya jadi lokasinya tetap ke Bandung timur," kata Dwiyana.
Nantinya, penumpang kereta cepat yang akan menuju Kota Bandung akan turun di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, dan naik kereta feeder menuju Kota Bandung.
Dia menilai dengan dipilihnya Padalarang sebagai stasiun konektivitas yang menghubungkan langsung ke Kota Bandung, kereta cepat juga dipercayai bisa memberikan dampak perekonomian yang baik bagi Kabupaten Bandung Barat.
"Jadi kan kalau orang mau ke Bandung ya bisa berhenti di Padalarang. Nanti akan ada kereta api cepat yang berada di samping (kereta) yang lama. Nanti itu ada pelayanan konektivitas dari KAI akan membuat kereta api feeder dari stasiun Bandung Kota, Cimahi dan Padalarang," kata Dwiyana.
"Saat ini pun Pemerintah Bandung Barat pun sangat antusias mendukung kami untuk menciptakan stasiun Padalarang. Ini nanti benar-benar jadi stasiun yang Ikonik," sambungnya.
Baca juga: Ironi Kereta Cepat: Penumpang Menuju Bandung Dioper Pakai KA Diesel
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.