Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai Negara Maju, Kenapa AS Enggan Mengembangkan Kereta Cepat?

Kompas.com - Diperbarui 21/11/2021, 00:28 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Kota metropolitan sekelas Dallas saja yang merupakan kota dengan wilayah metropolitan terbesar keempat di dunia memiliki kepadatan yang lebih rendah dibandingkan Provinsi Hebei China. 

Faktor ini yang membuat secara ekonomi, kereta berkecepatan tinggi menjadi sangat sulit. Membangun kereta cepat, AS harus siap dengan risiko kerugian.

Baca juga: Melihat Lagi Janji Jokowi soal Kereta Cepat 6 Tahun Lalu

2. Pola pemukiman

Sebagian besar orang Amerika tinggal di pinggiran kota yang didominasi oleh rumah keluarga tunggal yang terletak di sebidang tanah yang membentang bermil-mil.

Hal ini berbeda dengan kota-kota di negara maju di Asia dan Eropa. Di mana kota besar sudah lebih dulu ada sebelum adanya mobil, di mana pemerintah menyediakan akses transportasi publik dan memanjakan pejalan kaki.

Sebaliknya di AS, kota-kota besarnya tumbuh dan membesar dengan mengandalkan mobil sehingga berpengaruh pada persebaran penduduknya. 

Bahkan jika seorang penumpang kereta api turun di stasiun sekalipun, dia masih harus naik mobil karena sebagian besar stasiun kereta api kota metropolitan di AS belum menyediakan sarana transportasi publik yang nyaman untuk sampai ke tujuan. 

Baca juga: Ini 3 Alasan China Dipilih Jokowi Garap Kereta Cepat Jakarta-Bandung

3. Kepemilikan properti

Membangun kereta cepat artinya harus menggusur properti warganya. Untuk kereta cepat, pembangunan jalurnya tentu harus lurus dan sulit menikung tajam. Ini akan membuat banyak properti terdampak.

Di AS, pembebasan properti sendiri merupakan harga yang mahal. Sementara banyak jaringan rel di AS saat ini sudah dibangun sejak lama, saat harga tanah relatif masih murah. Hal ini berbeda dengan China, di mana pembebasan tanah bukan menjadi masalah utama. 

4. Budaya

Mobil sangat membudaya di masyarakat AS. Bahkan, sebagai negara dengan jaringan kereta api sangat besar, tak banyak yang dipakai sebagai angkutan penumpang dan lebih banyak didominasi angkutan barang.

Baca juga: Saat Jadi Menhub, Jonan Keberatan Proyek Kereta Cepat, Apa Sebabnya?

Budaya mobil masyarakat AS bisa dilihat dari film American Graffiti hingga Fast Furious. Meski sejak beberapa tahun terakhir adanya polemik karbon dan dampak lingkungan, namun budaya bermobil warga AS ini tampaknya masih akan sulit tergantikan hingga bertahun-tahun mendatang. 

5. Jaringan transportasi yang sudah maju

Sebagai negara yang sangat perhitungan, kereta cepat bagi AS bukan pilihan saat ini. Negara ini sudah memiliki jaringan tol dan kereta api yang sangat memadai. 

Paman Sam juga didukung oleh industri penerbangan yang sangat sibuk dan murah meriah yang menghubungkan semua kota-kota besarnya. Dan yang tak bisa dipungkiri, AS adalah rumah bagi perusahaan pembuat pesawat Boeing. 

Baca juga: Kala Jepang Menyesal dan Kecewa pada Indonesia Gara-gara Kereta Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com