Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Siapkan Anggaran PEN Rp 414 Triliun Tahun Depan, Ini Rinciannya

Kompas.com - 24/11/2021, 08:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggarkan program pemulihan Ekonomi Nasional tahun 2022 sebesar Rp 414 triliun. Dibanding tahun 2021, anggaran ini turun 44,41 persen dari Rp 744,77 triliun yang dialokasikan tahun ini.

Anggaran PEN ini dibagi menjadi tiga klaster, yakni klaster kesehatan sebesar Rp 117,9 triliun, klaster perlindungan sosial/perlindungan masyarakat sebesar Rp 154,8 triliun, dan klaster penguatan pemulihan ekonomi mencapai Rp 141,4 triliun.

"Untuk tahun 2022 kita tetap melakukan juga PC PEN Rp 414 triliun yang terdiri dari area kesehatan, perlinsos dan penguatan ekonomi," kata Sri Mulyani dalam webinar, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Fitch Ratings Pertahankan Peringkat Kredit RI, Kemenkeu: Ekonomi Sudah Pulih...

Bendahara negara ini menjelaskan, pemerintah mengalokasikan anggaran PC PEN untuk tahun depan untuk berjaga-jaga. Dia meminta pengelolaan anggaran di kementerian atau lembaga tetap fleksibel karena Covid-19 masih ada.

"Artinya tetap berjaga, dan Covid-19 akan betul-betul pulih dan kegiatan masyarakat akan meningkat lagi, sehingga kegiatan masyarakat, sosial ekonomi, keuangan, semua bisa berjalan. Tapi kita akan tetap berharap yang terbaik, namun harus siap bila terjadi hal yang tidak kita inginkan," sebut Sri Mulyani.

Secara rinci, anggaran klaster kesehatan digunakan untuk testing, tracing, treatment, perawatan pasien Covid-19 dengan cost sharing BPJS, obat Covid-19, insentif nakes, pengadaan vaksin, insentif perpajakan vaksin, serta penanganan dan antisipasi kesehatan lainnya.

"Vaksinasi masih penting, testing tracing penting. Treatment diminimalkan karena tahun 2021 belanja yang paling besar adalah untuk bayar pasien Covid-19 di RS yang mencapai mendekati Rp 100 triliun. Ini belanja yang besar," beber Sri Mulyani.

Baca juga: Erick Thohir: Indonesia Punya Potensi Jadi Poros Maritim Dunia

Sedangkan anggaran klaster perlindungan sosial digunakan untuk PKH 10 juta KPM, Kartu Sembako 18,8 juta KPM, Kartu Prakerja untuk 2,9 juta peserta, dukungan program jaminan kehilangan pekerjaan, BLT desa, serta antisipasi perluasan perlindungan sosial lainnya.

Sementara itu, anggaran penguatan pemulihan ekonomi nasional meliputi infrastruktur konektivitas, pariwisata ekonomi kreatif, ketahanan pangan, ICT, kawasan industri, dukungan UMKM/korporasi, investasi pemerintah, dan insentif perpajakan.

"APBN kita bekerja terlalu keras, kita harus mulai sehatkan APBN, defisit diturunkan. Dan ini kombinasi penerimaan negara yang ditingkatkan dan belanja yang berkualitas merupakan keharusan," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Cerita Mantan Driver Ojol yang Kini Membuka Lapangan Pekerjaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com