Pada beberapa program seperti diskon pajak mobil cukup efektif meningkatkan konsumsi rumah tangga, termasuk program menurunkan Loan to Value (LTV) oleh Bank Indonesia untuk properti. Program-program seperti ini perlu diperbanyak.
Baca juga: Ini 5 Tantangan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Menurut Gubernur BI
Diskon PPN terhadap beberapa barang dan jasa tertentu perlu dipilih oleh pemerintah untuk mendorong tingkat konsumsi, seperti kebutuhan peralatan rumah tangga. Pemerintah daerah saya kira juga perlu dalam satu tarikan nafas dengan pusat. Pemda perlu mendiskon, bahkan bila perlu menggratiskan pajak hotel dan restoran. Sebab sektor ini hanya tumbuh 3,5 persen disepanjang tiga kuartal ini. “Standar” pertumbuhan normal sektor ini adalah 5-6 persen.
Terhadap dampak tekanan ekonomi yang dialami China, kita harus mewaspadai penurunan ekspor dan impor sebagai sumber pertumbuhan. Ekspor dikurangi impor menyumbang pertumbuhan 4,4 persen, lebih besar dari KRK pada kuartal III 2021.
Beberapa komoditas ekspor ke China seperti; batubara, besi/baja, tembaga, buah buahan, karet, rumput laut dan minyak kelapa sawit. Termasuk impor Indonesia dari China seperti; aluminium, buah buahan, sayuran, pipa besi dan baja, pupuk, dan semen. Kesemua produk komoditas itu harus kita antisipasi kelangsungan suplai dan kebutuhan stoknya, agar kontribusi ekspor dikurangi impor pada kuartal IV 2021 tidak menurun, khususnya atas ekspor ke China yang mencapai 20 persen dari total ekspor Indonesia.
Terakhir, kita berharap pemerintah bisa mendorong pertumbuhan pada kuartal IV 2020 minimalnya 3,9 persen, tentu akan lebih hebat bisa di level 4 persenan.
Kunci sumber pertumbuhan Indonesia KRK dan bila ekspor kita turun akibat krisis di China, pemerintah perlu menggantikannya sumber pertumbuhan dari sisi PMTB . Kontribusi PMTB terhadap PDB 30,45 persen selama tiga kuartal 2021 ini. Kunci mendorong pertumbuhan PMTB adalah mendorong pertumbuhan properti, mesin dan peralatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.