Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Agar Bandara Tak Rugi Lagi

Kompas.com - 15/12/2021, 15:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jalin kerjasama

Beberapa bandara di Indonesia memang sudah menerapkan hal tersebut, atau setidaknya menuju ke konsep tersebut yang disebut sebagai aerotropolis. Namun memang tidak mudah mewujudkannya.

Misalnya saja untuk mewujudkan bandara menjadi tempat wisata. Hal yang utama harus diperhatikan adalah terkait keselamatan dan keamanan penerbangan. Apapun pengembangan suatu bandara, tidak boleh menabrak prinsip keselamatan dan keamanan penerbangan. Aturan terkait hal tersebut sudah sangat jelas dan diatur tidak hanya tingkat nasional namun juga internasional.

Kedua tentu saja adalah membuat konsep pariwisata yang sesuai bandara itu. Harus dilakukan riset pasar yang bagus sehingga bandara benar-benar bisa menjadi tempat pariwisata yang sesuai, mengakomodasi kepentingan masyarakat sekitar hingga luar daerah dan bisa kompetitif dengan tempat pariwisata lain.

Harga tiket masuk, barang yang dijual dan sebagainya seharusnya disesuaikan dengan daerah sekitarnya. Jangan sampai harga barang yang dijual di bandara justru lebih mahal dibanding di luar. Duty free harus benar-benar diterapkan sehingga tidak memberatkan pengunjung.

Keberadaan bandara dengan segala kegiatan dan sarana-sarananya seperti keberadaan pesawat, sebenarnya sudah bisa menjadi daya tarik yang sangat bagus bagi masyarakat.

Bandara-bandara kita saat ini juga sudah dikembangkan dengan arsitektur yang bagus dan menarik. Tinggal perlu sentuhan kreatifitas dari pengelola bandara agar menjadi tempat pariwisata yang bagus.

Ketiga yang tidak kalah penting adalah sarana dan prasarana transportasi dari dan ke bandara tersebut, selain tentunya dengan naik pesawat. Transportasi umum maupun pribadi dari dan ke bandara harus lancar dengan biaya yang terjangkau. Bisa dibuat rute kereta khusus atau jalan raya yang langsung ke bandara.

Hal ini mengingat hampir semua bandara berada di luar kota sehingga transportasi juga menjadi faktor yang menentukan agar masyarakat mau berkunjung.

Untuk mewujudkan semua itu, pengelola bandara memang tidak bisa melakukannya sendiri. Dibutuhkan kerjasama dengan pihak lain atau investor lain. Misalnya saja kerjasama dengan seniman, pelaku pariwisata, biro perjalanan dan pemerintah daerah.

Selain itu, untuk membangun sebuah aerospace park yang perlu biaya sangat besar, juga bisa dilakukan kerjasama dengan pihak lain untuk menjadi investor. Dalam hal ini, pengelola bandara bisa menggandeng KADIN Indonesia untuk mendapatkan investor yang kredibel.

Dan tentu saja diperlukan juga keterlibatan pemerintah pusat sebagai pengatur penerbangan nasional. Terutama untuk mengatur tatanan kebandarudaraan nasional dan aturan-aturan lain yang terkait sehingga aerospace park ini dapat menarik pelanggan dari dalam maupun luar negeri dan bersaing dengan taman-taman sejenis yang ada di luar negeri.

Jika semua bersatu dan saling membantu, tidak ada yang mustahil dilakukan. Semoga bandara di Indonesia cepat bangkit dan dapat membantu penerbangan menumbuhkan perekonomian nasional pascapandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com