Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Cari Minyak Goreng Saja Susah...

Kompas.com - 07/02/2022, 11:28 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

"Dari jam 07.00 WIB pagi tadi ke sini, sudah 2 jam ngantrenya, takut habis yah jadi ke sini," ujar Misnati saat dijumpai Kompas.com, Kamis (3/2/2022).

Misnati mengaku awalnya dia hanya lewat dari Pasar Kramat Jati. Namun, karena melihat ada produsen yang menjual minyak goreng dengan harga murah, ia langsung masuk barisan, padahal tidak membawa jeriken untuk wadahnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Wiwi, pedagang kerupuk. Wiwi mengaku sudah mengantre sejak pukul 07.00 WIB.

"Tahu informasi ini pas ke sini aja mau belanja. Liat orang ngantre beli minyak goreng murah yah langsung belilah," kata Wiwi.

Wiwi mengaku selama ini dirinya cukup sulit mendapatkan minyak goreng. Padahal, dirinya harus menggoreng kerupuk untuk dijual.

Baca juga: Janji Mendag, Harga Minyak Goreng Curah Dipastikan Rp 11.500 Pekan Depan, Ini Penjelasannya

"Makanya, besar harapan saya minyak goreng murah ini stoknya banyak, biar saya bisa goreng kerupuk lagi. Kalau kemarin minyak yang dipakai dicampur-campur gitu biar bisa goreng kerupuk, kalau sekarang pakai ini saja," ungkap Wiwi.

Janji pemerintah

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan, kelangkaan minyak goreng disebabkan tingginya permintaan minyak goreng oleh masyarakat di peritel modern. Oleh karena itu, ia menilai pentingnya mengurangi tekanan permintaan di peritel modern.

Caranya yaitu dengan penyediaan minyak goreng curah di pasar tradisional dengan harga sesuai dengan HET.

"Ketika di pasar tradisional minyak curahnya sudah ada, pressure untuk beli di ritel itu akan berkurang sehingga nanti suplai normal, semuanya mengikuti harga eceran tertinggi," kata Mendag Lutfi saat peninjauan harga minyak goreng di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (3/2/2022).

Pada awal Februari ini, minyak goreng curah di pasar tradisional belum mengikuti HET baru yang ditetapkan pemerintah. Sebab minyak goreng yang dijual adalah minyak goreng stok lama yang dibeli pedagang dengan harga lama.

Oleh karena itu, untuk menurunkan harga minyak goreng curah di pasar tradisional, pemerintah mengungkapkan adanya upaya pencampuran antara minyak goreng stok lama dengan yang baru.

Baca juga: Diduga Jadi Penyebab Harga Minyak Goreng Naik, Apa Itu Kartel?

Dengan begitu, harga minyak goreng di pasar tradisional diharapkan bisa segera turun sesuai dengan HET baru. Saat itu, ia berjanji harga minyak goreng segera turun.

"Sekarang mereka (pedagang pasar) mulai proses mem-blanding. Mem-blanding itu harga yang mereka beli mahal sebelumnya, dicampur dengan harga yang murah. Kemarin harga Rp 18.000-19.000. Sekarang ini dengan proses blanding mereka mencampur, sehingga harganya bisa sama-sama turun 2-3 hari ke depan menjadi Rp 11.500 per kilogram untuk minyak curah," ujar Mendag Lutfi saat peninjauan harga minyak goreng di Pasar Kramat Jati, Kamis (3/2/2022).

Selain itu, Mendag menjamin ketersedian minyak goreng aman dan pasokan minyak goreng akan terjaga dengan baik.

Mendag juga berencana mengunjungi produsen minyak sawit untuk memastikan distribusi minyak goreng bisa berjalan dengan normal sehingga distribusi minyak nabati tersebut diharapkan bisa sesuai dengan HET yang berlaku. (Penulis Elsa Catriana | Editor Aprillia Ika)

Baca juga: Tinjau Pasar, Mendag: 3-4 Hari ke Depan, Harga Minyak Goreng Akan Mengikuti HET

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com