Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Rusia-Ukraina Belum Usai, BPS Sarankan Pengusaha Cari Besi Baja dan Gandum dari Negara Lain

Kompas.com - 15/03/2022, 14:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina turut mempengaruhi pasokan besi dan baja serta komoditas serelia di dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan menyarankan para pengusaha untuk mencari dua komoditas tersebut dari negara-negara lain.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, Indonesia tidak bergantung pada satu negara saja dalam mengimpor besi baja maupun serelia termasuk gandum. Jika ketegangan masih berlangsung, masih ada negara lain yang bisa mengimpor besi dan baja serta serelia untuk Indonesia.

"Kalau ada ketegangan masih berlangsung, maka kita bisa lihat atau bisa impor dari negara lain untuk pemenuhan suplai domestik kalau dengan Rusia kita terganggu impornya," ucap Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).

Baca juga: Dua Minggu Jelang Ramadhan, Telur Ayam, Cabai hingga Daging Sapi Terpantau Naik

Untuk besi baja misalnya, pangsa impor besi baja sepanjang tahun 2021 lebih banyak didominasi oleh China mencapai 22,95 persen atau senilai 2,74 miliar dollar AS.

Diikuti oleh Jepang sebesar 17,23 persen atau setara dengan 2,06 miliar dollar AS, dan Afrika Selatan sebesar 12,26 persen atau setara dengan 1,46 miliar dollar AS.

Sementara dengan Rusia, pangsanya hanya 3,74 persen atau 447 juta dollar AS. Rusia menjadi pengimpor besi baja terbesar ke-7 untuk Indonesia. Selama tahun 2022, impor besi baja dari Rusia mencapai 5,75 persen atau 135 juta dollar AS.

"Karena kita juga impor besi dan baja dari beberapa negara. Artinya kita bisa memindahkan atau meningkatkan impor dengan negara lain kalau misalkan impor dengan Rusia pada Maret terjadi gangguan," beber Margo.

Hal serupa juga terjadi dengan Ukraina. Indonesia bisa mengimpor serelia termasuk gandum dari beberapa negara lain. Hal ini sudah terlihat dari realisasi impor serelia pada tahun 2021 yang mengalami perubahan di tahun 2022.

Baca juga: Luhut Ingatkan CPNS Jangan Memanfaatkan Jabatan untuk Keuntungan Pribadi

Pada tahun 2021, Ukraina menjadi negara pengimpor serelia kedua terbesar dengan Indonesia setelah Australia. Nilainya mencapai 946,5 juta dollar AS dengan pangsa sebesar 23,23 persen. Adapun impor dengan Australia mencapai 1,47 miliar dollar AS dengan share 36,25 persen.

Namun sepanjang tahun 2022, impor serelia dari Ukraina menyusut signifikan, usai Rusia mengumumkan operasi militer di negara itu pada tanggal 24 Februari 2022.

Pangsa impor serelia terbesar RI pada tahun 2022 adalah Australia mencapai 261,8 juta dollar AS, diikuti oleh Brazil sebesar 152,2 juta dollar AS, dan Argentina sebesar 137,5 juta dollar AS. Impor dari Ukraina menyusut hanya 15,7 juta dollar AS dengan share 2,16 persen. Posisi Ukraina sebagai pengimpor gandum untuk Indonesia pun turun menjadi peringkat ke-7.

"Maka dengan cara yang sama saya bisa sampaikan, kalau misalkan impor serelia dari Ukraina terganggu, kita bisa meningkatkan impor dari negara lain supaya suplai domestik yang berupa serelia tidak terganggu sehingga ekonomi domestik atau Indonesia bisa terus berjalan," kata Margo.

Baca juga: GoTo Segera IPO, Driver Gojek Bakal Kebagian Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com