Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Meroket, Kemendag: Kenaikan Harga Tahu dan Tempe Tidak Terhindarkan

Kompas.com - 19/03/2022, 11:34 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, adanya potensi kenaikan harga tahu dan tempe, sebagai imbas dari meroketnya harga kedelai di pasar global.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, harga kedelai di pasar global telah melesat signifikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Berdasarkan data yang dimiliki, terhitung sejak awal tahun 2020 atau sebelum merebaknya pandemi Covid-19 harga kedelai telah meroket 92 persen sampai dengan Maret ini.

Baca juga: Bulog Bakal Impor Kedelai 2,5 Juta Ton

"Harga tertinggi kedelai sebelum pandemi hanya sekitar 345 dollar AS per ton. Yang terjadi pada tangga kurang lebih awal-awal Januari 2020. Sedangkan pada periode pandemi harga tertinggi sudah mencapai 617 dollar AS per ton," ujar Oke dalam webinar yang digelar ICMI, Jumat (18/3/2022).

Oke menjelaskan, harga kedelai di pasar global sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga tahu dan tempe di Indonesia, sebab 90 persen kebutuhan kedelai Tanah Air dipenuhi oleh impor.

Baca juga: Soal Kedelai Lokal, Petani Minta Pengendalian Impor dan Jaminan Harga

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Ia bilang, pemerintah telah mendapatkan kepastian pasokan dari para importir kedelai di luar negeri.

Namun demikian, penyesuaian harga tahu dan tempe dinilai menjadi suatu hal yang tak terhindarkan, sebab selain harga kedelai yang meningkat, permintaan terhadap tahu dan tempe juga berpotensi melesat seiring dengan masuknya bulan Ramadan.

Baca juga: Permintaan Konsumen Menurun, Perajin Tahu Tempe di Pematangsiantar Mengeluh

"Pemerintah juga telah melakukan komunikasi publik, edukasi masyarakat karena kemungkinan harga kedelai ini akan menyentuh puasa dan lebaran kenaikan terus," kata Oke.

"Sehingga kita harus informasikan kepada masyarakat akan adanya potensi penyesuaian harga di tahu dan tempe. Sehingga pengrajin tetap bisa melakukan usahanya," tambah dia.

Baca juga: Banyak Orang RI Tidak Menyadari, Tempe Dibuat dari Kedelai Transgenik

Lebih lanjut Oke menyebutkan, guna membantu keberlangsungan usaha pengrajin tahu dan tempe, pemerintah saat ini tengah menyiapkan skema subsidi harga kedelai.

Dengan demikian, pengrajin tahu dan tempe bisa mendapatkan kedelai sebagai bahan pokok produksi dengan harga yang lebih terjangkau.

"Akan ada upya intervensi pemerintah dengan memberikan, membantu selisih harga dengan angka tertentu yang akan mencoba memberikan tingkat daya beli di pengrajin di sektiar Rp 11.000 per kilo," ucap Oke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com