Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipanggil Komisi VI DPR, Distributor Bantah Timbun Minyak Goreng

Kompas.com - 25/03/2022, 07:22 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Distributor minyak goreng membantah adanya penimbunan minyak goreng yang dilakukan oleh pihaknya.

Direktur Utama PT Bina Karya Prima (BKP) Fenika Widjaya membantah lantaran berdasarkan data yang dimilikinya pada Februari 2022, rata-rata penjualan minyak goreng di perusahaan ini mencapai 1.994.605 liter per hari.

Baca juga: Mengapa Daftar Mafia Minyak Goreng Belum Diungkap? Anak Buah Menteri Lutfi: Mungkin Belum Cukup Bukti...

Lalu pada 1-15 Maret 2022 ketika diberlakukan HET dan kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO), rata-rata penjualan meningkat 71 persen dibandingkan rata-rata di 2021 menjadi 2.503.618 liter per hari.

Kemudian, pada periode pencabutan HET dan DMP/DPO pada 16-21 Maret 2022 di mana minyak goreng menjadi harga keekonomian, penjualannya turun menjadi 1.635.636 liter per hari.

“Jadi pada saat fase DMO, sebenarnya pengeluaran dari kami itu yang paling tinggi, jadi tidak ada yang namanya penimbunan, khususnya di kami,” ujar Fenika dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI secara virtual, Kamis malam (24/3/2022).

Baca juga: Pemerintah Jangan Asal Main Naik dan Turun Harga Minyak Goreng, Lihat Daya Beli Masyarakat...

Penyebab mahal dan langkanya minyak goreng dari versi distributor

Fenika menilai kemungkinan penyebab mahal atau langkanya minyak goreng di masyarakat lantaran saat ini perdagangan CPO arahnya sudah agak condong ke sales market.

Sehingga hal tersebut membuat penjual mempunyai daya tawar yang lebih tinggi.

Baca juga: Saat Mendag Bingung soal Minyak Goreng, lalu Tanya ke Ibu-ibu: Mending Mana, Murah tapi Barang Kosong, atau Mahal Sedikit tapi Stok Banyak?

"Gejala awal yang kami rasakan pada saat bahan baku mulai naik karena supercycle kami merasakan bahwa perdagangan CPO arahnya sudah agak condong ke sales market, jadi penjual mempunyai daya tawar yang lebih tinggi," katanya.

"Jadi kami mengalami sedikit kesulitan untuk membeli CPO dan kalaupun itu ada, harga bisa lebih tinggi dari harga tender BKP. itu yang kami rasakan gejala awalnya," sambung Fenika.

Baca juga: Minyak Goreng Kemasan Melimpah Usai HET Dicabut, Prediksi Mendag: Dalam Seminggu Harga Membaik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com