Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kendaraan Listrik Solusi RI Tekan Impor BBM dan Selamatkan APBN

Kompas.com - 26/03/2022, 10:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kendaraan listrik adalah bagian dari desain besar transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan.

Presiden Jokowi bilang, saat ini ketergantungan masyarakat pada bahan bakar minyak (BBM) dan energi fosil semakin tinggi. Ditambah lagi, pemenuhan kebutuhan BBM di dalam negeri, sebagian besar masih impor.

"(Hal itu) Membebani APBN kita, membebani defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan," ujar Presiden Jokowi dalam siaran pers PT PLN Jumat (26/3/2022).

Baca juga: Jokowi: Di Indonesia, Harga BBM Naik 10 Persen Saja Demonya 3 Bulan

Presiden menegaskan, kondisi ini tidak boleh lama-lama biarkan. Indonesia harus mencari cara agar bisa mewujudkan kemandirian energi.

Nantinya, semua akan menggunakan mobil listrik dalam perhelatan KTT G20. Hal ini menurut dia sebagai komitmen Indonesia melakukan transisi energi.

"Presidensi G20 adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi CO2," imbuh dia.

Presiden ingin, momen tersebut sekaligus menjadi showcase bahwa Indonesia merupakan negara terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik.

"Mulai dari hulu di industri baterai dan industri komponen lainnya. Sampai di hilir, pada penyiapan SPKLU dan home charging. Kita tunjukkan pada dunia bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tengah tumbuh dan berkembang cepat," pungkas Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN untuk mendukung konversi kendaraan BBM ke listrik. Pelaksanaan konversi ini dapat menekan subsidi BBM di APBN, menghemat devisa serta menciptakan kemandirian energi nasional.

"Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal (impor), sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya," terang dia.

Tak hanya itu, program ini merupakan bagian dari upaya transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission pada 2060.

Menurut perhitungan PLN, penerapan kebijakan ini berpotensi dapat mengamankan devisa negara sebesar Rp 2.044 triliun di tahun yang sama.

"Kami tekankan ekosistem kendaraan listrik bukan sekedar bisnis, tapi yang terpenting konversi ini akan menekan emisi karbon yang artinya memberikan harapan ruang hidup yang lebih bersih untuk anak cucu kita," ungkap Darmawan.

Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, PLN kian gencar menambah fasilitas pengisian bahan bakar kendaraan listrik di Tanah Air.

Sebagai contoh, hingga Februari 2022 total SPKLU telah beroperasi secara nasional sebanyak 267 unit di 195 lokasi. Adapun, total SPKLU yang dimiliki PLN sebanyak 120 unit dan tersebar di 92 lokasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com