Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Bangun SPKLU Ultra Fast Charging, Ini Komentar DPR

Kompas.com - 27/03/2022, 17:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid mengapresiasi langkah PLN dalam mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik dengan menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan berbagai promosi bagi pengguna kendaraan listrik.

Dia menilai PLN cerdas memanfaatkan momentum, yakni dengan menyiapkan SPKLU jenis ultra fast charging untuk gelaran Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali. SPKLU jenis tersebut mampu mengisi daya mobil listrik hanya dengan waktu 30 menit dari baterai keadaan kosong hingga penuh.

"Cerdas langkah Pak Darmo (Dirut PLN Darmawan Prasodjo). Pertemuan pemimpin G20 di Bali dijadikan momentum percepatan mobil listrik. Buktinya sudah diresmikan dan dibangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan tipe ultra fast charging. Ini yang pertama dibangun di Indonesia," ujar Nusron Wahid dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/3/2023).

Baca juga: Mengenal SPKLU Ultra Fast Charging yang Diresmikan Jokowi, Isi Daya Kendaraan Listrik Cukup 30 Menit

Nusron mengungkapkan, PLN telah menjadi pionir dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik. Presidensi G20, kata dia, adalah kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi.

"Hadirnya SPKLU yang diinisiasi PLN ini, sekaligus sebagai showcase bahwa negara Indonesia, menjadi negara terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik.” kata Nusron.

Menurut Nusron, langkah PLN tersebut sangat sejalan dengan tren dunia yang secara perlahan akan melakukan transisi penggunaan energi ke arah energi yang lebih ramah lingkungan. Apalagi, dalam rangka untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, PLN juga kian gencar menambah fasilitas pengisian bahan bakar kendaraan listrik di Tanah Air.

Seperti diketahui, hingga Februari 2022, total SPKLU telah beroperasi secara nasional sebanyak 267 unit di 195 lokasi. Adapun total SPKLU yang dimiliki PLN sebanyak 120 unit dan tersebar di 92 lokasi. Akhir tahun 2022 ini, PLN menargetkan dapat menghadirkan 580 SPKLU untuk memudahkan para pengguna kendaraan listrik.

Selain SPKLU, PLN juga telah menyediakan layanan home charging dengan menghadirkan diskon sebesar 30 persen bagi pengisian daya di rumah pelanggan pada pukul 22.00 – 05.00.

Selain itu, PLN juga sudah menyiapkan fitur Electric Vehicle yang tersedia dalam SuperApps PLN Mobile. Melalui aplikasi ini, masyarakat pemilik kendaraan listrik bisa langsung mengetahui lokasi SPKLU terdekat dan melakukan transaksi pengisian baterai dalam satu genggaman. PLN juga telah mengembangkan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum SPBKLU untuk kendaraan roda dua. Kemudahan dan layanan yang diberikan PLN ini tentu akan memudahkan masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik.

Baca juga: PLN Bangun 60 unit SPKLU Ultra Fast Charging di Bali, Ini Lokasinya

Menurut Nusron, konversi kendaraan BBM ke kendaraan listrik dapat menjadi solusi pengurangan emisi dari sektor transportasi. Dari perhitungan, untuk menempuh 10 kilometer , kendaraan BBM membutuhkan sekitar 1 liter BBM yang akan menghasilkan emisi sebesar 2,6 kg CO2. Sementara kendaraan listrik, unruk menempuh jarak 10 kilometer membutuhkan 1,5 kWh yang akan menghasilkan emisi hanya sekitar 1,27 kg CO2.

“Ini tentu sesuai dengan semangat kita untuk terus menurunkan emisi,” ucap Nusron.

Selain itu, dengan konversi ke kendaraan listrik ini juga dapat menekan subsidi BBM di APBN, menghemat devisa serta menciptakan kemandirian energi nasional. Menurut perhitungan PLN, penerapan kebijakan ini berpotensi dapat mengamankan devisa negara sebesar Rp 2.044 triliun di tahun yang sama.

"Kita semua tau kalau BBM yang ada saat ini sebagian besar impor, sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan energinya diproduksi di dalam negeri. Ini tentu harus kita dukung" terang dia.

Dia juga menambahkan untuk setiap 10 km yang ditempuh, kendaraan berbahan bakar minyak memerlukan 1 liter BBM, sementara untuk mobil listrik memerlukan 1,5 kWh (Kilo Watt hour). Harga pertamax satu liter saat ini sekitar Rp 9.000, sementara biaya charging untuk 1,5 kWh menggunakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum sebesar Rp. 3.699 dan jika menggunakan home charging sebesar Rp. 1.516.

"Ini berarti, menggunakan listrik lebih murah 59 persen jika charging di SPKLU dan lebih murah 83 persen jika charging menggunakan home charging dibandingkan pemakaian satu liter bensin," tutup Nusron.

Baca juga: PLN Siapkan Dana Rp 55 Miliar untuk Bangun 40 SPKLU di Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com