Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Minta Defend ID Perkuat Ekosistem Pertahanan Nasional

Kompas.com - 21/04/2022, 05:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan Holding BUMN Industri Pertahanan atau Defense Industry Indonesia (Defend ID) di Surabaya pda Rabu (20/4/2022).

Adapun PT Len Industri (Persero) menjadi induk Defend ID, sementara anggota holding terdiri dari PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dahana.

Pada kesempatan itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait komitmen Defend ID meningkatkan nilai TKDN hingga 50 persen.

Baca juga: Defend ID Resmi Terbentuk, Erick Thohir dan Prabowo Langsung Teken Kerja Sama

Erick mengatakan, pembentukan Defend ID merupakan upaya dalam membangun kemandirian pertahanan nasional. Ia ingin Holding BUMN Industri Pertahanan ini bisa memperkuat ekosistem pertahanan nasional.

"Holding industri pertahanan harus mampu memperkuat ekosistem pertahanan nasional, tak hanya dengan anggota holding, melainkan juga kerja sama dengan BUMN lain dan juga TNI," ujar Erick.

Ia mendorong PT Len Industri (Persero) sebagai induk holding industri pertahanan untuk mampu mengorganisir transformasi anggota holding guna mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Serta mampu membangun keselarasan antaranggota holding di sektor keuangan, pemasaran, operasional, hingga portofolio manajemen.

"Sebagai induk holding, Len memiliki peran besar dalam merealsisasikan integrasi dengan tiga mintra TNI, baik darat, laut, maupun udara," katanya.

Erick juga meminta, holding industri pertahanan untuk mulai menyiapkan langkah strategis. Ia ingin, pembentukan holding ini mampu meminimalisir terjadinya tumpang tindih fokus bisnis masing-masing anggota holding.

"Kita harus menindaklanjuti arahan Presiden agar Defend ID ini benar-benar menjadi penggerak dalam mewujudkan ketahanan pertahanan nasional," ucap dia.

Sebelumnya, Jokowi menilai, Indonesia harus segera membangun kemandirian industri pertahanan. Selain itu, harus pula mendorong industri pertahanan dalam negeri agar siap memasuki era persaingan baru.

Baca juga: Holding BUMN Pangan Distribusikan Minyak Goreng ke 110 Pasar di Indonesia

Ia bilang, dalam mewujudkan kemandirian industri pertahanan harus dilakukan bersama-sama, tidak bisa sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan pun dilakukan.

"Ini tidak bisa parsial, endak bisa. Kita harus perkuat industrinya. Kita juga harus bangun ekosistemnya agar tumbuh dan berkembang semakin maju. Karena itu saya mengapresiasi pembentukan holding BUMN industri pertahanan," ungkap dia.

Ia menegaskan, dia akan mencatatkan janji pendirian holding industri pertahanan ini. Di antaranya, Defend ID akan menjadi top 50 perusahaan pertahanan dunia, lalu akan terus mendorong peningkatan TKDN.

"Dan menurunkan impor alat pertahanan dan keamanan kita. Goal-nya ke sana," kata Jokowi.

Baca juga: Defend ID Resmi Terbentuk, PT Len Jadi Induk Holding BUMN Industri Pertahanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com