Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Mafia Bibit Pakai Sertifikat Palsu, Kementerian BUMN Sinkronisasi Data dengan Kementan

Kompas.com - 25/04/2022, 22:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaaan mafia bibit menjadi sorotan usai disinggung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat memberikan kuliah umum di Universitas Padjajaran pada Sabtu (23/4/2022) lalu.

Keberadaan mafia bibit disebut merugikan karena kualitas bibit yang diterima petani tidak sesuai, sehingga membuat hasil panen menurun.

Terkait mafia bibit tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, temuan itu berdasarkan pengalaman sejumlah perusahaan pelat merah di sektor pangan. Pengalaman BUMN Pangan menemukan adanya bibit-bibit bersertifikat palsu yang dibeli oleh para petani dari pihak ketiga.

Baca juga: Erick Thohir: Banyak Perusahaan Kontrol Bibit Sawit Unggul, PTPN Buka Lebar untuk Petani

"Bibit-bibit bersertifikat palsu sangat merugikan para petani karena memberikan dampak besar pada hasil komoditi mereka, dan tentunya ini juga akan merugikan BUMN karena berdampak kepada volume pasokan ke pabrik-pabrik BUMN," ujar Arya dalam keterangannya, Senin (25/4/2022).

Ia mengatakan, kondisi inilah yang pada akhirnya membuat Kementerian BUMN mendorong kerja sama untuk menyinkronisasi data dan teknis dengan Kementrian Pertanian (Kementan).

Sinkronisasi ini diharapkan mampu membenahi persoalan di sektor pertanian, sehingga para petani bisa mendapatkan bibit terbaik dengan target produksi yang juga tercapai.

"BUMN-BUMN yg memang banyak bekerja di sektor pertanian seperti Pupuk, Perkebunan, dan lainnya sedang melakukan pembenahan dan sinkronisasi data," kata dia.

Baca juga: Mentan SYL Berupaya Dorong Produktivitas Pinang dengan Menyediakan Bibit Berkualitas

Arya menilai, sinkronisasi data dan kerja sama teknis dengan Kementan menjadi sangat penting karena memang banyak sektor pertanian yang dirambah oleh BUMN.

Terkait sinkronisasi data, kerja sama yang sudah dimulai dilakukan dengan Kementan adalah Program Data Petani bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan PT Telkom Indonesia Tbk.

Sementara kerja sama teknis, salah satunya dilakukan dalam hal pengadaan bibit, mengingat bibit pertanian menjadi faktor penting untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik.

Seperti diketahui BUMN yang bergerak di komoditi sawit, tebu, kopi, dan kakao cukup banyak, sehingga pengadaan bibit menjadi bagian penting untuk pengembangan perkebunan.

Apalagi banyak perkebunan BUMN yang melakukan kerjasama melibatkan petani-petani untuk mendukung produksi BUMN seperti sawit dan tebu.

"Pengadaan bibit bagi para petani sawit dan tebu membutuhkan kerjasama antara Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian sehingga para petani menadapatkan bibit yang terbaik dan tersertifikasi," tutup Arya.

Sebelumnya, Erick Thohir mengungkapkan, adanya mafia bibit di sektor pertanian yang menyebabkan kualitas bibit yang diterima petani tidak sesuai dan membuat hasil panen menjadi tidak bagus.

Oleh sebab itu, pihaknya mengerahkan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk memperketat pengawasan dan mendampingi agar kualitas bibit yang diberikan kepada petani terjamin.

"PT Pupuk Indonesia mendampingi, memberikan pupuk tepat waktu dan bibit yang benar, karena bibit pun ada mafianya. Banyak petani mendapat bibit yang hybrid, yang salah, sehingga ketika tumbuh tidak menghasilkan yang baik," ujar Erick seperti dikutip dari YouTube Universitas Padjajaran, Sabtu (23/4/2022).

Baca juga: Mafia Minyak Goreng Orang Dalam Kemendag, Ekonom: Wajar Pengungkapannya Lama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com