Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I-2022, Produksi Minyak Pertamina Capai 523.000 BPH

Kompas.com - 28/04/2022, 10:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) mencatatkan produksi sebanyak 523.000 barrel minyak per hari (bph) hingga kuartal I-2022. Sementara produksi gas tercatat mencapai 2,612 juta kaki kubik per hari.

Selain itu, PHE juga telah menyelesaikan pemboran sumur pengembangan sebanyak 144 sumur dan sumur eksplorasi sebanyak 2 sumur.

Direktur Pengembangan & Produksi PHE Wiko Migantoro mengatakan, saat ini produksi gas terbesar berasal dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan produksi minyak terbesar berasal dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Baca juga: H-7 Lebaran, Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan Elpiji Aman

"Pencapaian Subholding Upstream Pertamina tidak lepas dari kolaborasi, sinergi, dan dukungan seluruh pemangku kepentingan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (27/4/2022).

Pada tahun 2022, rencana kerja Subholding Upstream mencakup pemboran sumur pengembangan sebanyak 813 sumur, pemboran sumur eksplorasi 29 sumur, penambahan rencana kerja workover, perawatan sumur, dan reaktivasi sumur.

Selain itu juga memastikan onstream pengembangan OPLL 2A, SLO Stage 1 Rokan, Jambaran Tiung Biru, ABG Gantar Optimasi, Zulu Phase 2, maintenance dan peningkatan integritas fasiltas produksi, serta mendorong capaian dari waterflood di PEP, PHE, PHI.

Menurut Wiko, dalam hal pemenuhan peraturan yang berlaku, Subholding Upstream juga menerapkan implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mendukung program pemerintah guna meningkatkan kapasitas nasional dan memberi multiplier effect bagi keseluruhan industri dalam negeri.

Pada kuartal I-2022, Subholding Upstream Pertamina mencatatkan capaian TKDN hingga 50, 41 persen. Capaian itu diperoleh dari kegiatan pengadaan di seluruh lingkungan Subholding Upstream dengan TKDN Barang sebesar 28,97 persen dan TKDN Jasa sebesar 80,51 persen.

Terkait aspek biaya, subholding ini juga mendorong strategi cost optimization sebagai salah satu budaya perusahaan melalui program Optimization Upstream atau Optimus. Pada tahun ini, upaya untuk optimasi biaya dan pertumbuhan pendapatan terus dilakukan dengan target sebesar 160 juta dollar AS.

"Hingga Maret 2022 Subholding Upstream Pertamina sudah mencatatakan optimasi biaya sebesar 33,3 juta dollar AS," imbuh Wiko.

Ia menjelaskan, Subholding Upstream Pertamina memiliki berbagai macam inisiatif dalam pencapaian target yang telah disepakati. Strategi yang dijalankan antara lain melalui penyusunan strategi dekarbonisasi dan Environmental Social & Governance (ESG) Score, pengusulan fiskal insentif, meningkatkan kegiatan secondary-tertiary recovery, serta rejuvinasi struktur dan reaktivasi sumur suspended.

"Termasuk dengan peningkatan upstream plant realibility, akuisisi operator/blok migas dalam dan luar negeri, percepatan eksplorasi, dan fast track talenta unggul yang inklusif," pungkas dia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Rebound Usai China Siapkan Stimulus Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com