Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Ekonomi RI Kalahkan China, Singapura hingga AS, Airlangga: Hanya di Bawah Vietnam...

Kompas.com - 10/05/2022, 07:09 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian RI mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal pertama tahun ini. Meskipun angka tersebut lebih tinggi dibanding sejumlah negara maju, pertumbuhan ekonomi nasional masih lebih rendah dibandingkan negara tetangga, Vietnam.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tiga bulan pertama tahun ini lebih tinggi dibanding China sebesar 4,8 persen, Singapura 3,4 persen, Korea Selatan 3,07 persen, Amerika Serikat 4,29 persen, hingga Jerman sebesar 4 persen.

"Kita hanya di bawah Vietnam yang sebesar 5,03 persen," kata dia, dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen di Kuartal I-2022, Airlangga Sebut Lebih Tinggi dari China dan AS

Walaupun lebih rendah dari Vietnam, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional masih sesuai dengan proyeksi awal pemerintah, yakni di kisaran 4,5 persen hingga 5,2 persen dengan titik tengah 5,0 persen. Capaian ini juga melanjutkan tren positif pertumbuhan ekonomi, di mana pada kuartal terakhir tahun lalu produk domestk bruto (PDB) tumbuh 5,02 persen.

Pemerintah mengakui, kehadiran varian Omicron Covid-19 ditambah dengan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan disrupsi rantai pasok global. Ini memicu kenaikan level inflasi di berbagai negara, serta menahan laju pemulihan ekonomi global yang sedang berlangsung.

Namun demikian, Airlangga bilang, tren perkembangan ekonomi nasional saat ini berada pada jalur yang tepat karena ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang semakin bergeliat.

"Serta didukung oleh sektor eksternal yang semakin resilient," ujarnya.

Hal itu terefleksikan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi, baik menurut lapangan usaha atau pengeluaran, yang sama-sama tumbuh positif, bahkan strukturnya sudah kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dilihat menurut lapangan usaha, industri pengolahan masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dengan porsi sebesar 65,74 persen, dan mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,71 persen secara yoy.

Adapun di posisi kedua ditempati oleh industri perdagangan dan pertanian, yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 5,71 persen dan 1,16 persen secara yoy.

Baca juga: BPS: Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI Sudah Balik ke Level Pra-pandemi Covid-19

Tercatat hanya dua sektor yang mengalami kontraksi pada kuartal I-2022, yakni administrasi pemerintahan dan jasa pendidikan, masing-masing sebesar 1,45 persen dan 1,7 persen.

Sementara itu dari sisi pengeluaran BPS mencatat, konsumsi rumah tangga masih menjadi faktor dengan distribusi pertumbuhan ekonomi terbesar, dengan pertumbuhan sebesar 4,34 persen.

Kemudian, PMTB dan ekspor masing-masing tumbuh sebesar 4,09 persen dan 16,22 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,74 persen, disebabkan menurunnya alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19.

"Berbagai program PEN termasuk upaya front loading yang digulirkan oleh Pemerintah berhasil mengakselerasi performa ekonomi di triwulan I baik dari sisi lapangan usaha maupun sisi pengeluaran," ucap Airlangga.

Baca juga: Kembali Cerah, Perekonomian Indonesia Tumbuh 5,01 Persen pada Kuartal I-2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com