Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Mulai Pulih, Simak Cara Mengatur Portofolio Investasi

Kompas.com - 19/05/2022, 14:34 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menunjukkan tren bullish atau menguat pada pekan ini. Hal ini didukung dengan data–data ekonomi domestik yang positif.

Namun demikian, volatilitas masih membayangi pergerakan IHSG akibat kenaikan inflasi global yang mendorong bank sentral melakukan kebijakan kenaikan suku bunga. Di tengah kondisi seperti ini, investor perlu mengatur kembali portofolio investasinya.

Selain meminimalisir potensi kerugian, mengatur portofolio ulang perlu dilakukan menyesuaikan kondisi pasar saat ini. Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, saat ini sentimen dari dalam negeri ditopang oleh laporan keuangan kuartalan yang positif. Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) juga solid, setelah pemerintah melonggarkan mobilitas.

The worst skenario, (IHSG) pada posisi 6.100, dan kemarin sempat 7.400 ya, mudah–mudahan 6.500 menjadi support kita. Tapi tetap kita masih melihat banyak emiten yang menarik karena dari hasil kuartal I, meskipun ada penghambat di IHSG,” kata Roger di Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Baca juga: Diterpa Sentimen Sell in May and Go Away, Apakah IHSG Masih Menarik?

Roger mengungkapkan, dengan kondisi pasar yang tengah bullish saat ini, merupakan waktu yang tepat untuk melakukan “sell”. Dia bilang, kenaikan suku bunga memang selalu berlawanan dengan harga saham sehingga sektor yang tepat adalah defensive stock, seperti saham-saham konsumer.

“Sebetulnya, secara strategis kalau ada pantulan IHSG itu it’s time to sell dulu. Karena, memang momentumnya kenaikan suku bunga yang selalu berlawanan dengan harga saham. Seperti misalnya UNVR yang kemarin sudah membaik, dengan kenaikan suku bunga menjadi pilihan investor. Demikian juga dengan TLKM, atau JSMR,” jelas Roger.

Roger mengatakan, di kuartal II tahun 2022, sektor komoditas memang masih menarik. Hal ini didorong oleh harga komoditas masih tinggi seperti batu bara, dan minyak mentah. Ia juga optimis kinerja emiten di kuartal II tahun 2022 masih tumbuh, meskipun ada tekanan dari global.

Baca juga: Atasi Krisis Pangan, Bank Dunia Siap Gelontorkan Rp 441 Triliun

“Di sektor perbankan, kita optimis tumbuh, begitupun di sektor komoditas. Tapi di CPO kemungkinan ada penurunan. Jadi strateginya di Juli adalah buy on weakness, terutama yang earning-nya positif,” ujar Roger.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan, untuk mengatur portofolio pada kondisi saat ini, investor perlu memilih perusahaan yang memiliki kinerja positif dan valuasi yang menarik.

“Kalau kita lihat dengan kondisi market saat ini strategi paling cocok yang kami sarankan adalah mencari perusahaan yang punya kinerja baik dan valuasi yang menarik,” tegas Martha.

Baca juga: Menteri PANRB kepada ASN: Jangan Memaki-maki Pemerintahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com