Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Inflasi, Bank Indonesia Bakal Naikkan Suku Bunga?

Kompas.com - 23/05/2022, 18:33 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren kenaikkan indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir akan menjadi pertimbangan Bank Indonesia (BI) dalam menentukan arah kebijakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Sebagaimana diketahui, bank sentral di berbagai negara telah menyesuaikan suku bunga acuannya, guna mengendalikan lonjakan inflasi yang terjadi.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda memproyeksikan, pada gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2022, BI akhirnya akan menaikkan suku bunga acuan dari level terendahnya, 3,5 persen.

Baca juga: Merespons The Fed, BI Diproyeksi Bakal Naikkan Suku Bunga 0,25 Persen

Pasalnya, inflasi nasional terus merangkak naik, bahkan pada April kemarin secara bulanan inflasi mencapai level tertinggi sejak Januari 2017, yakni 0,95 persen.

"Saya memperkirakan Bank Indonesia akan mencoba menaikkan suku bunga acuan di bulan ini, mengingat inflasi juga sudah meningkat," ujar dia, kepada Kompas.com, Senin (23/5/2022).

Lebih lanjut, Ia bilang BI memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen.

"Dan itu kenaikkan yang cukup masuk akal saat ini," katanya.

Langkah BI menaikkan suku bunga acuan diyakini mampu menahan laju inflasi sekaligus menjadi sentimen positif bagi kurs rupiah.

Berbeda dengan Huda, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky memproyeksi, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Baca juga: Dilema Negara Hadapi Ketidakpastian Global, Kendalikan Inflasi atau Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi

Menurutnya, meskipun inflasi terus merangkak naik, komponen inflasi initi masih relatif terjaga.

"Jadi memang ini belum ada tekanan yang cukup besar untuk kemudian menaikkan suku bunga per bulan ini," katanya.

Upaya pemerintah dalam menjaga komponen harga komoditas energi utamanya dinilai akan mampu menjaga laju inflasi.

Riefky menilai, kebijakan moneter BI yang akomodatif masih diperlukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional yang masih berada pada fase awal.

"Kalau kemudian Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga saat ini, saya rasa itu akan mengganggu proses pemulihan ekonomi," ucapnya.

Asal tahu saja, Anggota Dewan Gubernur BI dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2022 pada 23-24 Mei 2022.

Baca juga: Dunia Bergejolak, Sri Mulyani Proyeksi Inflasi 2022 Dekati 4 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com