Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Pentingnya Pengembangan Karyawan untuk Perusahaan

Kompas.com - 30/05/2022, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Dalam suatu perusahaan, ada banyak kegiatan yang bisa diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensinya. Bahkan, hal ini wajib dilakukan karena dinilai mampu berdampak baik pada kemajuan perusahaan.

Setiap karyawan yang memiliki nilai lebih tentu akan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kreativitas kerja. Maka dari itu, pengembangan karyawan harus dilakukan secara serius yang disertai dengan proyeksi pada masa depan.

Hal ini juga dijelaskan oleh Mincot, admin HRD Bacot, dalam siniar Obsesif musim kelima bertajuk “Pentingnya Pengembangan Karyawan”. Di sana, ia menekankan pentingnya pengembangan karyawan dengan berbagai model yang bisa dicoba oleh perusahaan.

Jangan sampai karyawan yang bekerja dibiarkan saja kompetensinya. Jika ingin memiliki pola pikir maju (growth mindset) dan kritis, tentu mereka juga harus difasilitasi dalam pengembangannya.

Konsep Pengembangan Karyawan

Menurut Mincot, idealnya pengembangan karyawan menggunakan konsep 70, 20, 10. Angka-angka ini merupakan persentase dari 100 persen waktu belajar seseorang dalam lingkup pekerjaan.

Baca juga: Perlunya Menciptakan Personal Branding agar Karier Cemerlang

Jika dijabarkan 70 persennya adalah experiential learning, yaitu proses pembelajaran karyawan lewat pengalaman langsung. Sementara itu, 20 persen berupa social learning, yaitu para karyawan belajar lewat hubungan sosial atau biasanya dengan orang-orang yang lebih berpengalaman.

Terakhir, adalah formal learning yang memiliki persentase 10 persen. Di dalam pembelajaran jenis ini, karyawan difasilitasi lewat aktivitas yang tersusun rapi, seperti modul atau jadwal kelas.

Melalui angka persentase, kita bisa menyimpulkan bahwa experiential learning adalah metode yang paling penting. Maka dari itu, karyawan dengan pembelajaran jenis ini harus didampingi oleh mentor atau atasan agar bisa dikoreksi jika melakukan kesalahan.

Model Pengembangan Karyawan

Selain konsep, ada pula model pengembangan karyawan yang bisa dicoba. Pertama adalah job enlargement. Model ini biasanya dilakukan dengan menambah beban atau tanggung jawab suatu karyawan.

Hal yang paling menonjol dalam model ini adalah penambahan bobot pekerjaan di luar posisi. Biasanya, model ini digunakan oleh perusahaan yang dana dan jumlah karyawannya masih minim.

Kedua ada job enrichment, yaitu dengan menambah kewenangannya dalam bidang atau posisi yang sama. Misalnya, jika sebelumnya tanggung jawabnya hanya menyajikan data, kini karyawan tersebut harus bisa menganalisis hingga menentukan keputusan atas data yang disajikan.

Baca juga: Perlu Tahu, Ini Dia Hak-hak Normatif Pekerja

Ketiga, yaitu melalui social learning. Model pengembangan jenis ini akan menggunakan pihak kedua untuk membantu karyawan berkembang. Ada dua metode, yaitu coaching dan directing.

Coaching biasanya dilakukan dengan membantu karyawan untuk memperluas daya kritisnya lewat pertanyaan pancingan. Hal ini dilakukan agar mereka bisa menemukan solusi lewat pemikirannya sendiri.

Dalam metode ini, atasan atau mentor tak boleh mengarahkan dan memberikan solusi secara gamblang.

Sementara itu, directing dilakukan oleh atasan dengan cara memberikan arahan kepada karyawan terkait tugas-tugas yang harus dikerjaan. Meskipun kedua metode tampak berbeda, keduanya tetap harus punya waktu interaksi yang cukup agar usaha pengembangannya lebih interaktif.

Jika berhasil menunjukkan kemajuan sesuai tenggat dan target yang diminta, nantinya karyawan bisa diberi bonus atau penghargaan sesuai dengan programnya. Hal ini pun kembali disesuaikan dengan kebijakan perusahaan masing-masing.

Dengarkan informasi menarik lainnya seputar dunia pekerjaan bersama HRD Bacot hanya melalui siniar Obsesif musim kelima di Spotify. Siniar ini cocok banget didengerin sama para fresh graduate yang masih bingung soal serba-serbi dunia kerja.

Ikuti juga, yuk, siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode baru yang tayang tiap Kamis dan Minggu!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com