Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerminkan Ketidakpastian, Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Dipatok 5,3-5,9 Persen

Kompas.com - 31/05/2022, 12:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematok pertumbuhan ekonomi RI sebesar 5,3-5,9 persen pada tahun 2023.

Hal ini diutarakan Sri Mulyani ketika memberi tanggapan pemerintah atas KEM PPKF RAPBN Tahun Anggaran 2023 dalam Sidang Paripurna DPR RI, di Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).

"Mempertimbangkan potensi ekonomi domestik yang masih tinggi dan langkah antisipatif terhadap risiko global, pemerintah melihat cukup realistis pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 diperkirakan tumbuh di kisaran 5,3-5,9 persen," ucap Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR RI.

Baca juga: Inflasi Dipatok 2-4 Persen Tahun 2023, Sri Mulyani: Cukup Realistis...

Bendahara negara ini menuturkan, rentang proyeksi pertumbuhan ekonomi yang cukup lebar mencerminkan faktor ketidakpastian dan dinamika perekonomian global yang cukup tinggi.

Namun dia meyakini, pertumbuhan ekonomi tetap terakselerasi dengan mendorong implementasi agenda reformasi struktural terutama di bidang kualitas SDM, percepatan pembangunan infrastruktur, dan perbaikan regulasi dan birokrasi.

Lalu, kinerja ekspor yang kuat diperkirakan masih akan bertahan. Teranyar pada April 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor mencapai 27,32 miliar dollar AS, naik 3,11 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan naik 47,76 persen (yoy).

Baca juga: Soroti Soal Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani: Tak Selalu Mulus dan Mudah

Nilai ekspor itu terus meningkat sejak Januari 2022. Pada Januari, pertumbuhannya sebesar 25,37 persen, kemudian naik 34,19 persen pada Februari, 44,37 persen pada Maret, dan 47,76 persen pada April 2022.

"Upaya untuk melakukan penguatan hilirisasi dan revitalisasi industri akan mendorong meningkatnya kinerja sektor manufaktur, dan pengembangan ekonomi digital akan memacu kinerja jasa modern khususnya sektor perdagangan dan informasi komunikasi," ucap dia.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi Digital RI Tertinggi di ASEAN

Secara berkepanjangan, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan harga komoditas yang tinggi dan memanfaatkan akselerasi transformasi ekonomi.

Menurut dia, investasi publik, keberlanjutan PSN, dan pengembangan IKN akan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus menciptakan stimulasi investor sektor swasta di masa depan.

"Kami sepakat pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusif diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dari sisi domestik, kami memandang prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat berkaca pada efek komoditi boom tahun 2011 dan 2012," tandas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com