Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Perusahaan-perusahaan "Startup" Indonesia Lakukan PHK Massal...

Kompas.com - 08/06/2022, 07:30 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini banyak perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawannya.

Berdasarkan catatan Kompas.com selama awal tahun 2022, startup yang melakukan PHK di antaranya adalah TaniHub, SiCepat, dan LinkAja.

Sulit mendapatkan suntikan dana dari investor pun diduga menjadi faktor pendorong terjadinya PHK.

Dikutip dari laporan startup berdasarkan data DailySocial.id, jumlah pendanaan dari investor di tahun 2021 terbilang cukup tinggi.

Total nilai pendanaannya sendiri mencapai 6,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 99,7 triliun dari dana yang berhasil dibukukan.

Lalu, kemudian sebenarnya apa yang menyebabkan minimnya investor untuk berinvestasi ke startup tahun ini?

Baca juga: Niat Investor Asing Berinvestasi ke Startup Tanah Air Turun, Kenapa?

Apa Saja Penyebab Investor Asing Turunkan Niatnya Berinvestasi ke Startup RI?

Investment Analyst Central Capital Ventura Deandra Fidelia mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat investor luar negeri menarik niatnya untuk berinvestasi ke startup di Indonesia. Salah satunya adalah faktor makroekonomi.

1. faktor makroekonomi global

"Faktor makroekonomi yang saya lihat pertama adalah faktor makroekonomi global yang mana aspek global adanya liquid crunch di AS dimana pemerintah menaikan suku bunga AS sehingga investor- investor di AS cenderung menarik dana mereka dan memilih untuk menyimpan uang mereka dari pada berinvestasi ke industri teknologi di Indonesia," ujar Deandra dalam Webinar virtual, Selasa (7/6/2022).

2. faktor makroekonomi lokal

Kemudian, lanjut Deandra, juga disebabkan oleh faktor makroekonomi lokal yang mana Pemerintah Indonesia juga turut menaikkan suku bunganya.

Memang menurut Deandra, penuruan Covid-19 di Indonesia membuat pertumbuhan ekonomi mulai membaik. Namun hal itu tidak semata-mata menjadi angin segar lantaran keadaan tersebut membuat inflasi di Indonesia, sehingga Pemerintah Indonesia pun menaikkan suku bunganya.

"Tentu secara tidak langsung ini juga berimpact ke minat para investor untuk berinvestasi ke Indonesia, yang berkurang," jelas Deandra.

Baca juga: Kurangi Bakar Uang, Startup Dinilai Harus Pikirkan Cari Untung

3. market terkoreksi

Selain aspek makroekonomi, Deandra mengatakan, saat ini juga sedang terjadi market yang sedang terkoreksi.

"Kalau di dunia investasi ada istilah what goes up must come down, what comes down must go up. Ini juga yang sebenarnya yang terjadi di modal ventura," kata dia.

Deandra bilang koreksi ini ternyata sudah diekspetasi oleh kebanyakan modal ventura lainnya karena melihat fenomena mulai banyaknya bermunculan startup yang kadang-kadang valuasinya masih over value.

"Jadi ini mungkin adalah nature pasar untuk mengoreksi pasar tersebut," ucap dia.

Walau demikian Deandra menilai startup-startup yang berhasil melewati fase tersebut adalah startup yang diprediksi bisa tumbuh secara berkelanjutan dan startup yang bisa beradaptasi dalam jangka yang panjang.

Baca juga: Mengapa Startup Indonesia Diterpa Gelombang PHK?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com