Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eratani Dapat Pendanaan Rp 23 Miliar dari Trihill Capital

Kompas.com - 12/06/2022, 09:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aplikasi di bidang pertanian (startup agritech), Eratani, memperoleh pendanaan awal sebesar Rp 23 miliar. Melalui dukungan investor ini, Eratani mengaku bakal membawa terobosan baru bagi industri dan mendorong pertumbuhan sektor pertanian.

Startup pertanian yang fokus pada seluruh proses pertanian, mulai dari hulu (upstream) hingga hilir (downstream) menerima pendanaan dari 29 investor yang dipimpin oleh Trihill Capital, diikuti dengan Kenangan Fund dan Kopital Network.

Turut terlibat dalam investasi ini sejumlah investor seperti Edward Tirtanata selaku Co-Founder dan CEO Kopi Kenangan, James Prananto dan Cynthia Chaerunnisa selaku Co-Founder dan CMO dari Kopi Kenangan, Benedicto Haryono selaku Co-Founder dan CEO Koinworks, John Marco Rasjid selaku Co-Founder dan CEO dari Sociolla, Vidit Agrawal selaku Founder dan CEO Gaji Gesa, dan beberapa prominent angel investor lainnya.

Baca juga: IHSG Turun 1,3 Persen Sepekan, Net Buy Asing Capai Rp 1,3 Triliun

CEO sekaligus Founder Eratani Andrew Soeherman mengatakan, suntikan dana tersebut rencananya akan digunakan sepenuhnya untuk membangun ekosistem dan supply chain, memperkuat ekspansi dan penetrasi di seluruh penjuru pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, serta mengembangkan Super App Eratani, yang dikhususkan bagi petani Indonesia.

“Super App Eratani ini diciptakan dengan harapan mampu menjawab kebutuhan petani melalui digitalisasi pertanian, antara lain dengan memberikan kemudahan akses permodalan, edukasi pengolahan lahan, sarana produksi pertanian, dan pengelolaan hasil panen. Rencana ini terus memperkokoh misi Eratani untuk menyejahterakan petani di Indonesia,” kata Andrew dalam siaran pers Jumat (10/6/2022).

Menurut Andrew, salah satu alasan yang membuat investor tertarik pada Eratani sebagai startup agritech adalah model bisnisnya yang berbeda. Eratani fokus pada seluruh proses pertanian dari hulu (upstream) hingga hilir (downstream).

Hal ini memberi nilai kompetitif yang berbeda di mata para investor karena di masa depan akan banyak terobosan baru di industri pertanian yang bisa dilakukan oleh Eratani, apalagi bila dibandingkan startup atau aplikasi lain yang hanya berfokus di proses hilir (downstream).

“Dari awal Eratani hadir di Indonesia, kami terus berusaha menjawab apa yang menjadi kebutuhan petani Indonesia, serta membantu melewati tantangan yang dihadapi para petani. Salah satunya adalah fokus untuk memberikan kemudahan akses pada seluruh proses di dalam industri pertanian, hulu ke hilir,” ujar Andrew.

Baca juga: Bom Waktu di Penerbangan Indonesia

“Dengan kepercayaan dari investor, kami ingin melakukan ekspansi di pulau Jawa, merekrut talent potensial, dan mengembangkan teknologi yang kami miliki dan menjadikannya sebagai aplikasi yang modern, adaptable, dan user friendly bagi petani di seluruh Indonesia,” tambah dia.

Andrew menjelaskan, setiap petani binaan yang tergabung pada program Eratani dapat menikmati berbagai layanan mulai dari kemudahan akses pada pembiayaan, kebutuhan sarana produksi pertanian, hingga pengelolaan hasil panen.

“Kami terus membangun dan memajukan ekosistem pertanian dengan digitalisasi dan transparansi di setiap prosesnya. Kedepannya Eratani ingin lebih banyak berkolaborasi dengan badan usaha pangan guna meningkatkan ketahanan pangan nasional, dan membantu pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian yang merata diseluruh Indonesia,” tutup Andrew.

Baca juga: Dua Kapal Tabrakan di Perairan Batam, Salah Satunya Hampir Tenggelam, Ini Penjelasan Kemenhub

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com