Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andreas Renard Widarto
Pengusaha

Millennial, Pengusaha & Mahasiswa Doktoral Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro

Generasi Rapuh Finansial, Tantangan Masa Depan Ekonomi Kita

Kompas.com - 14/06/2022, 12:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ROLF Jensen pertama kali memperkenalkan istilah dream society dalam bukunya berjudul The Dream Society, terbit tahun 1999. Dream society digambarkan sebagai masyarakat pemimipi dengan ciri khas emosinya mudah untuk dikomersialisasi. Berbagai keputusan dalam hidup kalangan ini lebih banyak dipengaruhi oleh emosi ketimbang logika.

Anda mungkin sependapat apabila sebagian besar generasi muda kita hari ini adalah representasi dari dream society itu. Keputusan pengeluaran masyarakat saat ini didominasi oleh tren dan pola pikir praktis. Hidup ini hanya sekali jadi harus dinikmati selagi bisa.

Baca juga: 5 Tips dari Arief Muhammad untuk Wujudkan Kebebasan Finansial

 

Konon komoditas yang paling mahal dalam hidup ini adalah waktu. Sebagian millenial juga mengalami tren fear of missing out (FOMO), takut dianggap ketinggalan zaman. Hari ini berbagai pola pikir praktis tersebut demikian mudahnya dikomersialisasi dengan strategi marketing yang menjual gaya hidup dalam bentuk kesenangan (pleasure) dan pengalaman (experience).

Generasi muda saat ini cenderung terbentuk menjadi generasi konsumtif, yang lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan. Banyak di antara mereka yang tidak lagi memiliki perencanaan keuangan, tak lagi memikirkan tabungan masa depan.

Gaya hidup harus dibiayai oleh "passive income"

 

Salah satu pos pengeluaran yang terbesar dari masyarakat kita hari ini adalah pengeluaran untuk gaya hidup. Sebenarnya tidak semua yang konsumtif tidak ada untungnya. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi ini erat hubungannya dengan daya beli masyarakat yang menggerakkan perekonomian kita.

Pertumbuhan ekonomi kita yang terjaga selama masa pandemi ini tidak bisa dipungkiri adalah akibat dari budaya konsumtif masyarakat kita. Hal itu yang mengakibatkan pemerintah terus mendorong pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat sebagai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

Gaya hidup sejatinya bukanlah sebuah persoalan finansial, selama kaidah ini diikuti: gaya hidup harus bisa dibiayai dari passive income. Maka jika anda termasuk dalam golongan masyarakat High Net Worth Individual (HNWI) atau golongan di atasnya, seharusnya gaya hidup bukan lagi menjadi sebuah persoalan.

Menurut Forbes, HNWI adalah golongan masyarakat yang memiliki kekayaan berupa aset likuid sebesar minimal satu juta dollar AS. Sayangnya riset Knight Frank Asia Pacific tahun 2021 menunjukkan, golongan masyarakat HNWI dan golongan di atasnya hanya kurang dari lima per sepuluh ribu dari total masyarakat Indonesia saat ini.

Maka sebagian besar masyarakat kita hari ini adalah masyarakat golongan menengah dan prasejahtera. Tentu golongan masyarakat ini jugalah yang hari ini banyak terjebak dalam vicious circle pengeluaran gaya hidup. Padahal golongan masyarakat ini sebagian besar masih termasuk golongan "cuan ciak", yang pemasukan bulanannya hanya cukup untuk pengeluaran dan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Perlu perencaan keuangan

 

Mungkin masih ada sebagian sisa dana yang masih bisa disisihkan untuk simpanan. Namun tidak cukup signifikan lagi jumlahnya.

Hari ini kebutuhan untuk eksis dan gaya hiduplah yang terkadang lebih penting. Golongan masyarakat prasejahtera yang konsumtif inilah yang berpotensi menjadi financially fragile generation atau generasi rapuh finansial.

Baca juga: Jokowi: Generasi Milenial Harus Melek Finansial agar Mampu Seimbangkan Konsumsi dan Investasi

 

Anak–anak muda millenial hari ini tidak terbiasa hidup dengan perencanaan dan sikap keuangan yang baik. Generasi ini menjadi generasi yang kelihatan berkilau tetapi begitu rapuh dan langsung ambyar apabila menghadapi turbulensi finansial.

Karena panjangnya daftar keinginan, generasi ini akhirnya terbentuk menjadi generasi yang ingin instan memperoleh kekayaan. Sehingga tidak lagi memiliki pertimbangan dan common sense finansial yang mumpuni. Padahal mengumpulkan kekayaan adalah sebuah proses yang organik, yang butuh ketekunan berproses dan daya tahan.

Emosi dan mimpi untuk cepat memperoleh kekayaan ini yang akhirnya berhasil dikomersialisasi dengan mudahnya oleh berbagai skema investasi bodong yang viral belakangan ini. Generasi ini menjadi begitu rapuh dalam segala keputusan keuangannya. Generasi ini bukanlah generasi wealth accumulator. Tanpa sikap dan perencanaan keuangan yang baik, golongan prasejahtera dan menengah selamanya tidak akan mampu naik kelas.

Maka sampai kapan pun permasalahan bangsa ini mengenai pemerataan ekonomi tidak akan pernah selesai. Padahal pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan ekonomi dapat menjadi bom waktu dari sistem ekonomi kerakyatan kita. Memacu pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan ekonomi yang baik adalah seperti membangun menara gading tanpa memastikan memiliki pondasi yang kokoh.

Di samping penting untuk terus menggenjot pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga perlu memberikan perhatian untuk mengupayakan terjadinya pemerataan ekonomi yang makin baik dengan berbagai stimulus dan kebijakannya.

Hari ini kita harus ingat ada satu lagi penyebab kemiskinan: terlalu banyak mimpi dan keinginan. Terlebih mimpi dan keinginan yang berusaha diwujudkan tanpa perencanaan, kedisiplinan dan pengendalian diri yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com