Dalam kondisi seperti ini investor akan menjauh dari pasar saham karena harganya cenderung turun.
Penurunan suku bunga domestik juga cenderung mengakibatkan tingkat pengembalian rendah sehingga investor asing cenderung mengalihkan dana investasinya ke negara dengan suku bunga domestik tinggi.
Demikian juga untuk inflasi dan nilai tukar, investor cenderung menghindari negara yang tingkat inflasi dan nilai tukarnya lebih tinggi dibandingkan tingkat pengembalian investasi portofolionnya.
Volatilitas aliran modal asing tersebut perlu diwaspadai karena secara konsep dapat mendorong terjadinya gangguan beberapa variabel ekonomi makro khususnya nilai tukar, inflasi dan cadangan devisa.
Pada periode di mana kondisi aliran modal asing masuk, nilai tukar cenderung mengalami apresiasi.
Apresiasi ini berdampak pada semakin murahnya produk asing sehingga konsumen meningkatkan permintaan produk tersebut lebih tinggi dibanding produk domestik.
Kondisi ini kemudian mengurangi tekanan di pasar barang dan pasar tenaga kerja domestik yang berujung pada rendahnya inflasi.
Sebaliknya ketika terjadi kondisi aliran modal asing keluar, nilai tukar cenderung terdepresiasi yang berdampak pada naiknya produk asing.
Akibatnya konsumen lebih memilih produk domestik dibanding produk asing tersebut.
Hal ini kemudian menekan pasar barang domestik dan selanjutnya berdampak pada kenaikan inflasi.
Aliran modal asing juga dapat memengaruhi cadangan devisa negara. Cadang devisa cenderung naik seiring dengan aliran masuk modal asing dan akan menipis ketika terjadi aliran keluar modal asing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.