JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan pembayaran asal Jepang, JCB melanjutkan program penghijauan dan pembaharuan bakau di Desa Tunggulsari, Pati, Jawa Tengah. Program ini telah dilakukan sejak 2016, dan secara konsisten terus dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi perubahan iklim.
Takumi Takahashi, Presiden Direktur PT JCB International Indonesia mengungkapkan, program ini bekerja sama dengan OISCA (Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advancement) dan melibatkan Dinas Kelautan & Perikanan serta penduduk setempat.
Dia menjelaskan, area pesisir utara di kota Pati sangat berpotensi terkena dampak abrasi laut mengingat daerah tersebut merupakan pantai terbuka tanpa adanya penahan ombak.
Melalui penanaman 10.000 pohon bakau Hirugidamashi (Avicennia Marina) dan Yaeyamahirugi (Rhizophora Mucronata) dapat menjadi salah satu solusi menghadapi perubahan iklim sekaligus kenaikan permukaan air laut.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat hingga Tarif Listrik Jadi Penyebab Tingginya Inflasi di Juli 2022
“Semoga program ini juga dapat menumbuhkan inisiatif warga sekitar untuk melestarikan dan melindungi hutan mangrove yang telah dibangun bersama dan juga memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi wisata mangrove serta menjadi media edukasi generasi muda untuk mencintai lingkungan dan melestarikan mangrove di Indonesia,” ujar Takumi dalam siaran pers, Senin (1/8/2022).
Takumi mengatakan, di tahun ke-7, program ini sudah mulai berkontribusi dan tidak hanya untuk pelestarian hutan, tetapi juga untuk masyarakat sekitar, ekonomi, serta pendidikan anak-anak. Dia mengatakan, ekosistem hutan mangrove telah terbentuk dan memiliki dampak lingkungan yang cukup penting.
Saat terjadinya anomali gelombang pasang pada Juni 2022 lalu keberadaan hutan mangrove dapat meminimalisir dampak kerusakan parah dan menahan terjangan banjir rob di wilayah sekitarnya.
Baca juga: JCB Perluas Jaringan Kemitraan dengan Fintech di Indonesia
Dia mengatakan, konsistensi penanaman bibit pohon bakau diharapkan bisa menciptakan keberlangsungan ekosistem lingkungan.
“Ini adalah pencapaian besar yang mengarah pada terciptanya masyarakat untuk pengelolaan hutan dan peningkatan kehidupan masyarakat lokal dengan menjadi tujuan wisata. Kami berharap program ini berkontribusi pada pembangunan berkesinambungan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan untuk generasi mendatang terutama terkait dengan SDGs (Sustainable Development Goals),” tegas dia.
Baca juga: BUMN ID Food Gandeng Kementan demi Mencapai Swasembada Gula
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.