Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil Sebut Siap-Siap Jika Harga BBM Naik, Ini Kata Sri Mulyani

Kompas.com - 13/08/2022, 16:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya bakal terus memperhatikan sejumlah indikator dalam menentukan kecukupan anggaran subsidi energi guna menjaga harga bahan bakar minyak (BBM).

Hal itu dikatakannya sebagai respons ketika ditanya mengenai adanya potensi kenaikan harga BBM. Lantaran, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan masyarakat untuk bersiap-siap jika terjadi harga BBM naik.

Sri Mulyani menuturkan, negara telah menggelontorkan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502,4 triliun di tahun ini, naik dari anggaran semula sebesar Rp 152,1 triliun.

Baca juga: Bahlil: Kita Harus Siap-siap kalau Terjadi Kenaikan Harga BBM

Penambahan anggaran itu menjadi upaya untuk menahan harga BBM naik di masyarakat di tengah melonjaknya harga komoditas energi global.

Oleh sebab itu, dirinya akan memperhatikan berbagai indikator untuk memastikan kecukupkan anggaran subsidi dalam menjaga stabilitas harga. Sayangnya, Sri Mulyani enggan menyebut soal potensi kenaikan harga BBM.

“APBN subsidi dan lain-lain seperti yang sudah kami sampaikan, jadi nanti kami lihat volume, harga, nilai tukar, itu mempengaruhi, tapi kami akan lihat perkembangan yang ada di dunia,” ujarnya ketika ditemui usai acara UMKM Week di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta, Jumat (12/8/2022) kemarin.

Baca juga: Sri Mulyani Minta Pertamina Kendalikan BBM Subsidi Pertalite-Solar agar APBN Tidak Jebol

Sri Mulyani pun menyoroti volume konsumsi BBM yang sudah sangat tinggi. Ia sempat meminta PT Pertamina (Persero) untuk melakukan langkah guna mengendalikan konsumsi BBM agar tidak semakin membebani APBN.

Adapun Pertamina mencatat, BBM bersubsidi jenis solar sudah disalurkan sebanyak 9,9 juta kiloliter sampai Juli 2022, sedangkan kuotanya 14,9 juta kiloliter. Sementara Pertalite sudah disalurkan sebanyak 16,8 juta kiloliter dari kuota 23 juta kiloliter.

"Tapi memang volume sangat melebihi kalau dibiarkan, jadi ini nanti pasti akan menimbulkan suatu persoalan mengenai berapa jumlah subsidi yang harus disediakan dari tambahan," ucap dia.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, harga BBM berpotensi naik, meski tak menyebutkan secara gamblang kapan kenaikan harga tersebut terjadi.

Ia menyebut, beban subsidi diproyeksikan membengkak hingga Rp600 triliun pada akhir 2022 karena lonjakan harga energi di global. Bahlil mengakui, negara memiliki keterbatasan fiskal di tengah harga rata-rata minyak mentah dunia yang mencapai 105 dollar AS per barrel .

“Rasa-rasanya sihuntuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya sih harus kita siap-siap, kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi,” kata Bahlil saat konferensi pers Perkembangan Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kementerian Investasi, Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Baca juga: Kuota Solar dan Pertalite Menipis, BPH Migas Imbau Pemilik Mobil Beralih ke BBM Nonsubsidi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com