Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkominfo Dorong Pelaku UMKM Disabilitas Terlibat di Ekonomi Digital

Kompas.com - 16/08/2022, 12:35 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mendorong para penyandang disabilitas yang juga merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), agar berperan dan terlibat secara aktif dalam mendukung ekonomi digital di Tanah air.

Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong, melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika), pihaknya telah menyediakan sejumlah pelatihan bagi para pebisnis UMKM penyandang disabilitas. Sehingga, mereka dapat menguasai ekonomi digital di Indonesia. Adapun program-program tersebut dibuat sesuai kebutuhan kalangan difabel.

“Konsep besar Kominfo dalam transformasi digital adalah 'nobody left behind'. Artinya, semua masyarakat Indonesia diajak bertransformasi digital. Pilar transformasi digital adalah pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum, termasuk di dalamnya penyandang disabilitas,” ujar Usman dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Sandiaga Uno: Tidak Semua Destinasi Wisata Alami Kenaikan Tarif

Usman mengemukakan, Ditjen Aptika Kominfo telah menyediakan program 1.000 Startup Digital dan Literasi Digital. Dalam program ini, Kominfo akan menjadi fasilitator, menyiapkan sistem, tools dan mekanisme yang dapat membantu pengembangan bisnis startup. Ada juga program khusus, seperti coaching untuk menyesuaikan bisnis dengan pasar.

Untuk mensukseskan program 1.000 Startup Digital bagi kalangan difabel ini, Ditjen Aptika Kominfo akan melibatkan sejumlah pihak yang menaruh perhatian besar terhadap para penyandang disabilitas.

Lewat kerjas ama ini, Ditjen Aptika memberikan pengetahuan baru tentang dunia digital dan menyediakan sejumlah posisi bagi para penyandang disabilitas untuk dapat ikut serta berpartisipasi dan berkolaborasi.

“Contohnya, ada seorang tokoh disabilitas bernama Anjas Pramono dari Universitas Brawijaya yang telah meraih penghargaan taraf internasional atas prestasinya menciptakan lima aplikasi berbasis Android, yang sebagian besar berkaitan dengan isu disabilitas,” jelas Usman.

Baca juga: Menaker: Tidak Ada Negara Berhasil Tarik Investasi Tanpa Tenaga Kerja Produktif dan Talenta

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2020), penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta jiwa atau sekitar lima persen dari total populasi. Dengan jumlah yang cukup banyak itu, setiap program literasi digital yang dijalankan selalu menghadirkan penerjemah bahasa isyarat.

Sementara itu, mengutip laporan Google dan Temasek tahun 2019, Indonesia merupakan salah satu negara Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan ekonomi digital paling tinggi. Nilai ekonomi digital Indoneia diproyeksikan mencapai 100 miliar dolar AS pada tahun 2025.

Ketua umum yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI), Myra Winarko mengapresiasi langkah Kominfo yang memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada pelaku bisnis UMKM dari kaum disabilitas. Ia mengatakan, Yayasan PTI siap berkolaborasi dengan Kominfo.

Menurutnya kerja sama ini akan semakin membuka luas kesempatan bagi UMKM difabel bukan hanya untuk menampilkan hasil-hasil karyanya seperti craft, kuliner dan lain-lain tapi juga akses terhadap pasar yang lebih luas lagi.

Baca juga: Erick Thohir: Indonesia Akan Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia

"Dalam memanfaatkan momentum G20 ini, kami berharap tidak sekedar memperoleh kesempatan untuk memamerkan dan menjual karya anak didik kami. Lebih jauh dari itu, kami berharap dapat membukakan link bisnis bagi kaum disabilitas. Kegiatan ini sangat kami syukuri, berharap bisa lebih membukakan peluang bagi kaum disabilitas yang ada di Indonesia agar bisa berdaya secara ekonomi," ujar Myra.

Sebelumnya, Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) mendorong para pelaku bisnis dari kalangan disabilitas agar menguasai ekonomi digital.

Kemenkop dan UKM mengajak para pengusaha dari kaum disabilitas binaan Yayasan PTI agar ikut berpartisipasi dalam acara Quarterly Seminar 3 Side Event B20 G20 Digital Economy to Support SDGs, yang digelar di Hotel Hilton, Nusa Dua Bali, Senin (8/8/2022).

Baca juga: Jokowi: Tantangan Sangat Berat, tapi RI Mampu Hadapi Krisis Global

Side event ini membahas adopsi digitalisasi bagi kalangan UMKM yang telah dilakukan Indonesia. Mengusung tema Spirit No One Behind, Kemenkop dan UKM memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada pelaku bisnis dari kaum disabilitas binaan Yayasan PTI untuk menampilkan hasil-hasil karyanya di acara B20 G20, di Hotel Hilton, Nusa Dua, Bali.

Para lulusan Pelatihan PTI rata-rata sudah mandiri, bahkan beberapa di antaranya telah mampu masuk pasar kerja sebagai tenaga profesional. PTI sebagai inkubator bisnis juga menggandeng beberapa perusahaan besar dan perbankan, untuk terus melakukan pembinaan dan pemasaran secara digital.

"Ke depan bahkan kami berencana membuat Platform sendiri, selain memberikan pelatihan-pelatihan pada disabilitas agar masuk ke dunia digital secara mandiri," kata Myra.

Baca juga: Penjualan Asuransi Perjalanan Jasindo Naik 565 Persen Semester I-2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com