Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Tertekan, Dollar AS Kembali Tembus Rp 14.800

Kompas.com - 18/08/2022, 11:15 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada perdagangan Kamis (18/8/2022) pagi hari masih melemah. Pelemahan ini mengekor sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya.

Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 14.776 per dollar AS, melemah dibanding level penutupan sebelumnya sebesar Rp 14.768 per dollar AS.

Terpantau nilai tukar rupiah terus bergerak di zona negatif, di mana sampai dengan pukul 10.30 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada pada posisi Rp 14.812,5 dollar AS, melemah 44,5 poin atau 0,3 persen.

Baca juga: BI Luncurkan 7 Pecahan Uang Rupiah Baru Hari Ini, Apa Saja?

Bukan hanya terhadap rupiah, indeks dollar AS pada hari ini terpantau kembali menguat terhadap mata uang lain di kawasan Asia, mulai dari dollar Taiwan, won Korea Selatan, yuan China, baht Thailand, rupee India, hingga ringgit Malaysia.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan indeks dollar AS sebenarnya terpangkas, pasca risalah Federal Open Market Committee (FOMC) dirilis. Dalam risalah itu disebutkan, bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), masih akan menaikkan suku bunga acuan, untuk memerangi inflasi.

"Namun Fed juga menyatakan bahwa Fed akan memperlambat laju suku bunga di suatu saat bila diperlukan. Pernyataan ini mengisyaratkan sikap Fed less hawkish," ujar dia, kepada Kompas.com, Kamis.

Lebih lanjut Ia bilang, sentimen risk-off yang menguat pada hari Senin (15/8/2022), berlanjut pada sesi Selasa (16/8/2022), dan mendorong sebagian besar mata uang Asia melemah, termasuk rupiah. Namun, pelemahan rupiah bisa terpangkas oleh rilisi sentimen dari rilis APBN 2023.

Optimisme pemerintah untuk mengembalikan defisit anggaran ke bawah 3 persen menjadi sentimen positif tersendiri bagi pasar. Dalam APBN 2023, defisit anggaran diproyeksi sebesar 2,85 persen dari PDB.

"Dengan kembalinya defisit anggaran ke level sebelum pandemi, sentimen domestik membaik," ucap Josua.

Baca juga: Pasar Masih Khawatir, Nilai Tukar Rupiah Kembali Ditutup Melemah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com