Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Pemda Gunakan Anggaran Tidak Terduga untuk Tekan Inflasi

Kompas.com - 18/08/2022, 13:15 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah (pemda) untuk memanfaatkan anggaran tidak terduga dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menekan tingkat inflasi.

Jokowi sudah meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengeluarkan regulasi terkait hal ini agar pemerintah daerah memiliki payung hukum dalam pelaksanaannya.

"Saya sudah perintahkan Menteri Dalam Negeri untuk mengeluarkan surat keputusan atau surat edaran yang menyatakan bahwa anggaran tidak terduga bisa digunakan untuk menyelesaikan inflasi di daerah," ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Jokowi Ingin Inflasi Ditekan Jadi di Bawah 3 Persen

Jokowi menjelaskan, anggaran tidak terduga ini dapat digunakan untuk menutup biaya transportasi dan biaya distribusi yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga komoditas di daerah-daerah.

Misalnya, di daerah A harga satu jenis komoditas sangat murah lantaran pasokannya berlimpah. Sementara di daerah B komoditas tersebut dijual dengan harga mahal lantaran pasokannya sedikit.

Seharusnya pasokan komoditas di daerah A dapat menambal kebutuhan di daerah B. Namun, karena terkendala oleh biaya transportasi dan distribusi yang mahal, maka hal ini sulit dilakukan.

"Saya pernah ke Merauke, kepala daerah menyampaikan pada saya 'Pak beras kita melimpah di sini, tapi tidak ada yang beli, harganya sudah murah Rp 6.000'. Saya cek ke bawah benar harga Rp 6.000. Daerah lain yang kekurangan beras kenapa tidak mengambil dari Merauke yang harganya masih murah? Problemnya transportasi mahal," jelas Jokowi.

Baca juga: Mendag Zulhas Ajak Pedagang Pasar Masuk Platform Online, Ini Manfaatnya


Oleh karenanya, dia mengupayakan agar pemerintah daerah dapat memanfaatkan anggaran tidak terduga dalam APBD masing-masing untuk digunakan sebagai biaya transportasi dan distribusi.

Hal ini dilakukan agar pasokan komoditas pangan dapat merata dan harganya tetap rendah sehingga dapat menekan tingkat inflasi daerah.

"Saya sampaikan kemarin di dalam rapat Menteri Dalam Negeri, mestinya anggaran tak terduga bisa digunakan untuk menutup biaya transportasi bagi barang-barang yang ada. Gunakan," imbuhnya.

Selain itu, dia juga meminta agar pemda terus mengecek dan melaporkan komoditas apa saja yang mengalami kenaikan harga di daerah masing-masing untuk kemudian melaporkannya ke Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Kemudian TPIP akan mengecek pasokan di tiap daerah agar dapat menyalurkan komoditas berlebih di satu daerah ke daerah lain yang memerlukan penambahan pasokan komoditas.

"Ini kerja lapangan yang harus TPID, TPIP, semua ngerti barang-barang mana yang menjadi masalah," ucap Jokowi.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Jokowi: Pak Menhub Saya Perintahkan untuk Segera Selesaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com