Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat ke Mendag Zulhas, Ivan Gunawan Mengaku Kesulitan Mencari Bahan Baku untuk Industri Fesyen

Kompas.com - 23/08/2022, 18:15 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berharap target Indonesia sebagai kiblat fesyen Muslim dunia pada 2024 sesuai arahan Presiden Joko Widodo bisa tercapai.

Namun di sisi lain ada beberapa keluhan yang dirasakan oleh pemain industri fesyen muslim dalam mengelola industri fesyen saat ini.

Salah satu perancang tata busana alias designer Ivan Gunawan mengatakan, salah satu kesulitan yang kerap kali ia rasakan selama berkecimpung di industri fesyen adalah sulitnya mencari bahan baku.

Baca juga: Harga Telur Ayam Naik Tertinggi Sepanjang Sejarah, Mendag Zulhas: Itu Enggak Seberapa Kok...

Hal ini, kata dia, didorong lantaran semakin banyaknya pemain baru di industri fesyen.

"Sebenarnya kesulitannya adalah dalam mencari bahan baku karena bisa dibilang pemainnya semakin banyak, bahan bakunya," ujarnya dalam acara Indonesia Muslim Fashion From Local Wisdom for Global Inspiration di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Lebih lanjut Ivan Gunawan mengatakan, saat ini banyak sekali fesyen hijab yang dibuat melalui teknik print. Menurut dia hal ini terjadi untuk membedakan identitas masing-masing designer.

Ivan juga menilai bahan baku yang sifatnya unik, masih jarang ditemukan di Indonesia.

Kemudian, berbicara motif seperti Wastra, batik dan songket, Ivan mengatakan, hanya bisa dibeli oleh masyarakat menengah ke atas.

Baca juga: Tak Hanya Tren, Fesyen Berkelanjutan Kini Jadi Kebutuhan

"Batik saja selembar sudah Rp 3,5 juta, songket selembar Rp 6-7 juta, yang bisa membeli hanya kalangan menengah ke atas. Sedangkan kalangan yang sebenanrya pingin di raih komunitas muslim yang berasal dari semua kalangan A-Z," jelas Ivan.

"Jadi kalau kita cuannya mau banyak yah harus bermain di middle, menengah. Karena kita mengedukasi di middle bisa berpenampilan modis dan behijab," sambung Ivan.

Ivan mengaku semua designer pasti memiliki mimpi untuk Go Internasional. Hanya saja menurut dia, pemerintah belum terlalu mendorong untuk mewujudkan hal tersebut.

"Misalnya saja kalau kita show ke luar negeri, biasanya show di kedutaannya saja enggak mau keluar duit juga. Kita harus cari sponsor. Saya malas show ke luar negeri karena yang nonton Indonesia lagi. Jadi, kalau bisa bangun jaringan komunikasi marketing yang baik dengan luar negeri karena dengan ke luar negeri koleksinya, namanya kita di luar negri diterima," jelas Ivan.

Hal senada juga dikatakan salah satu pemain industri fesyen muslim bermerk Khanan.

Creative Director Khanaan, Khanaan Shamlan, mengatakan, salah satu kesulitan yang sering ia rasakan adalah kesulitan menemukan bahan baku.

Apalagi, dirinya biasanya sangat membutuhkan bahan kain sutera untuk bisnisnya.

Oleh sebab itu dia berharap agar pemerintah mau mendorong atau setidaknya mau menyediakan opsi bahan baku.

"Alangkah baiknya ketersediaan bahan dan opsi bahan banyak. Jadi pilihan banyak," kata dia.

Sementara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku siap menampung keluhan dari pemain industri fesyen muslim.

Dia juga mengundang para pemain industri fesyen muslim untuk membicarakan hal ini lebih lanjut.

"Nanti kita akan tampung dulu, nanti akan kita bahas bareng-bareng. Intinya kita dari Kemendag mendorong dan mengajak agar industri fesyen muslim kita bisa menglobal," pungkasnya.

Baca juga: Resmikan Jakarta Fashion Hub, Sandiaga Uno Apresiasi Upaya APR Dukung Sektor Fesyen Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com