Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhamad Rifki Maulana

Ekonom Yunior Bank Indonesia Kalimantan Timur

Sukuk Hijau untuk Ekonomi Berkelanjutan

Kompas.com - 24/08/2022, 15:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Adapun sukuk tersebut dinobatkan sebagai sebagai sukuk hijau dengan tenor terpanjang dan yield terendah dalam tenor tersebut dibandingkan dengan surat utang lainnya.

Selain itu, dalam beberapa tahun ini, alokasi sukuk hijau terus diperluas ke beberapa sektor ramah lingkungan lainnya seperti energi baru terbarukan (EBT), transportasi berkelanjutan, proyek efisiensi energi, sektor ketahanan perubahan iklim, proyek pengolahan limbah dan proyek mitigasi bencana.

Oleh karena itu, adanya sukuk hijau ini tidak hanya bisa bermanfaat secara ekonomi, namun bisa memberikan dampak sosial dan lingkungan yang besar dan signifikan.

Salah satu contohnya adalah bagaimana proyek transportasi berkelanjutan yang mampu didanai oleh sukuk hijau ini diprakirakan bisa mengurangi emisi CO2 lebih dari 1,4 juta ton.

Contoh lainnya adalah bagaimana alokasi sukuk hijau juga dapat menyokong penyediaan suplai air minum sebanyak 275,5 M3, pengembangan 1,071 unit sumber air, melindungi 1920,4 Ha lahan dari banjir, rehabilitasi 134,700 Ha jaringan irigasi tersier serta revitalisasi 12,000 Ha lahan persawahan.

Adapun salah satu flagship program dari alokasi sukuk hijau yang diterbitkan oleh pemerintah adalah pembangunan prasarana pengendalian banjir Tukad Mati di Kabupaten Badung, Bali.

Sebelum adanya pembangunan ini di daerah tersebut seringkali terjadi banjir yang diakibatkan dari ketidakmampuan Sungai Tukad Mati dalam menampung peningkatan debit air hujan.

Alokasi sukuk hijau dalam proyek Tukad Mati ini menjadi salah satu alternatif pembiayaan dari tahun 2017 sampai 2019 dengan total alokasi dana mencapai Rp 319 Miliar.

Secara spesifik, alokasi sukuk hijau ini ditujukan untuk membiayai penataan dan normalisasi Sungai Tukad Mati guna bisa mengendalikan banjir di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.

Kini, area tersebut tidak hanya berhasil menanggulangi banjir, namun juga berpartisipasi positif dalam geliat ekosistem pariwisata dan konservasi di Bali.

Area prasarana pengendalian banjir tersebut telah ditata dan didesain oleh pemerintah daerah sebagai objek wisata baru berbasis lingkungan di Bali.

Kisah unik dan inspiratif alokasi pemanfaatan sukuk hijau di Bali tersebut menandakan bahwa dampak positif dari sukuk hijau ‘tidak ekslusif’ dinikmati oleh masyarakat Muslim saja, namun mampu merangkul seluruh elemen masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan rahmatan lil’alamin (Rahmat bagi seluruh alam).

Kedepan, implementasi sukuk hijau berpotensi bisa lebih luas lagi seiring munculnya kesadaran banyak pihak untuk mewujudkan peradaban yang lestari dan berkelanjutan.

Bukan tidak mungkin, nantinya Indonesia bisa memimpin revolusi hijau dunia dengan sukuk hijau sebagai salah satu instrumen utamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com