JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah saat ini meningkatkan hilirisasi dan digitalisasi produksi dalam negeri ke dalam e-katalog.
Hal ini disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Prospek Investasi Kabel Bawah Laut di Indonesia: Berbagai Sumber Daya Untuk Pembangunan Berkelanjutan,' di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Melalui FGD, dirinya meminta kepada para anggota asosiasi berhubungan kabel laut yang hadir agar dapat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan berdaulat.
"Terkait dengan rencana pemasangan kabel laut dari Australia ke Singapura, saya sudah bilang ke pihak Australia kalau mereka harus meminta izin dan bayar. Kita ini negara berdaulat, kita tunjukkan kita hebat," katanya melalui siaran pers Kemenko Marves.
Baca juga: Soal Pipa dan Kabel Bawah Laut, Luhut: Jangan Kita Pura-pura Bodoh
Kemudian, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini juga menceritakan bahwa kondisi saat ini memaksa pemerintah untuk bertransformasi dan melakukan hilirisasi.
Dirinya mencontohkan industri alat kesehatan yang sebelumnya sekitar 85 persen impor, saat ini sudah 40 persen produksi dalam negeri. Negara membuat lebih terintegrasi dan memasukkannya dalam e-katalog.
"Pemerintah saat ini juga melakukan audit, seperti kelapa sawit. Kita temukan bahwa belum benar pembayarannya sehingga setelah diaudit akan banyak penerimaan pajak dari sawit. Anda bisa bayangkan dampaknya besar bagi Indonesia. Transformasi seperti ini yang banyak orang tidak tahu," beber Luhut.
Baca juga: Pakai Kabel Laut, Indonesia Berencana Ekspor Listrik ke Singapura
Dengan kenaikan komoditas, nilai tambah dari komoditas, hilirisasi, efisiensi, dan digitalisasi meningkat. Dirinya berkata dengan digitalisasi e-katalog dapat menghemat 20 persen serta menarik UMKM tumbuh.
Saat ini, sambung Luhut, Indonesia sedang melalukan transformasi ekonomi dengan hilirisasi sehingga tidak lagi mengandalkan komoditas mentah.
Dirinya memaparkan bahwa ekspor komoditas mentah pada 2015, negara hanya menerima 1,2 miliar dollar AS. Sedangkan dengan hilirisasi penerimaan negara pada 2021, mampu mengantongi 21 miliar dollar AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.